MANDALIKA, BALIPOST.com – Setelah 29 tahun hidup enggan mati tak mau, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (20/10) resmi beroperasi. Presiden Joko Widodo secara meyakinkan meresmikan langsung di satu dari 10 Bali Baru itu.
Hal ini menandakan resmi bergeraknya kawasan yang dikhususkan untuk pariwisata itu. Presiden juga menegaskan kepada investor yang sudah teken kontrak, dengan deadline 6 bulan dari sekarang. Mereka harus mulai membangun struktur, karena yang sudah antre banyak.
Pariwisata sebagai “primadona” baru perekonomian bangsa pun bakal semakin kuat. “Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirrahim. Saya resmikan operasional Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika,” sebut Presiden Jokowi.
Dalam sambutannya Jokowi mengatakan, 29 tahun merupakan waktu yang sangat lama bagi KEK Mandalika. Ini tentu akan dapat mengurangi kepercayaan investor. “Problem sebenarnya apa? Masyarakat mendukung, harga wajar,” ujar Presiden.
Setelah Presiden meninjau langsung dan mencari tahu lebih dalam, ternyata biangnya hanya soal payung hukum. Hal ini yang membuat pemerintah daerah tidak berani bertindak jika tidak ada Inpres pembebasan lahan. Presiden menegaskan bahwa kita harus dapat mengatasi masalah secara detail.
“Ternyata hanya selembar kertas payung hukum untuk pembebasan lahan. Pak Gubernur takut, Pak Bupati takut. Kita rapat sekali di Istana, keluar inpres dan tidak ada dua bulan pembebasan (lahan) selesai,” ujar Presiden.
Pengembangan KEK Mandalika merupakan program yang sangat besar dan memberikan dampak pada masyarakat. Yakni terbukanya lapangan kerja dari restaurant, homestay, hotel, serta karyawan yang bekerja di kawasan KEK Mandalika.
Ia pun meminta seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan KEK Mandalika untuk bekerja secara detail agar pengembangan KEK Mandalika sebagai kawasan destinasi bertaraf internasional bisa segera terealisasi.
“Masalah di lapangan harus secara detail, dilaporkan. Ini program yang sangat berdampak bagi masyarakat. Kalau tidak bekerja detail ya tidak rampung-rampung,” ujar Presiden.
Lebih lanjut Presiden menekankan lima hal. Pertama kepada ITDC selaku pengelola KEK Mandalika, Provinsi NTB dan juga Kabupaten. Ia menekankan agar kawasan Mandalika dapat ditata sedemikian mungkin termasuk menjadikannya hijau dan cantik. “ITDC yang bertanggung jawab dan didukung Pemda Provinsi dan Kabupaten,” kata Presiden.
Kedua, agar tata ruangnya baik, lokasi cenderamata harus disiapkan oleh ITDC. Masyarakat harus diakomodir sehingga penataanya jelas dan tidak kumuh.
Selanjutnya adalah agar dapat memperkuat konten lokal sebagai karakter arsitektur.
“Jangan dibangun rumah-rumah bergaya Spanyol. Lombok memiliki kekuatan karakter arsitektur yang kuat,” jelasnya.
Kemudian yang keempat, kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya, agar dapat mendukung keberadaan cafe, restaurant, homestay khususnya toilet agar dapat berstandar internasional. “Mumpung sekarang masih dalam tahap awal,” ujarnya.
Terakhir kepada investor, ia menekankan agar dibuat aturan main yang jelas. Kontrak yang jelas.
“Beri waktu enam bulan harus dimulai, kalau tidak jalan, cabut. Yang ngantri ingin investasi di Mandalika banyak,” tegas Presiden.
Ia mencontohkan saat menerima Emir Qatar Syah Tamim beberapa waktu lalu, Saat itu Presiden mengaku sempat mempromosikan keindahan alam KEK Mandalika. Saat itu Emir Qatar dikatakan Presiden langsung kagum dengan keindahan yang ada di Mandalika.
“Dia langsung bilang Presiden Jokowi, sudahlah saya ambil semuanya (investasi Mandalika). (Saya) bilang nanti dulu, saya tahan harga, nanti Syekh kirim tim, jangan maunya diambil semuanya,” ujar Presiden.
Turut hadir dalam acara peresmian KEK Mandalika Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi, Bupati Lombok Tengah, H.M. Suhaili Fadil Tohir.
Serta Menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam sambutannya mengatakan, KEK Mandalika merupakan bagian dari langkah-langkah strategis membangun Indonesia secara menyeluruh. Pembangunan dikatakannya harus menyentuh wilayah-wilayah yang belum tersentuh atau pinggiran. Atau membangun dari wilayah-wilayah yang belum berkembang.
Ia pun berharap seluruh pihak, terutama Gubernur, Bupati dan Kementerian terkait segera mengambil langkah yang diperlukan agar KEK ini segera mungkin bermanfat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
KEK Mandalika, jelas Darmin, akan dibangun 10 ribu kamar dengan target 2.000 kamar akan dibangun di tahun 2017. Selain itu akan dibangun sirkuit balap kelas dunia dan convention center yang diharapkan dapat terelisasi di tahun 2019.
“KEK Mandalika mengembangkan infrastruktur dasar dengan modal Rp 250 miliar. Nilai investasi yang sudah tercatat sebesar Rp 13 triliun,” jelasnya.
Saat ini niilai investasi yang sedang berjalan sebesar Rp 4,1 triliun yang mencakup diantaranya hotel bintang lima. Yakni Pullman, Clubmed, Paramount, X2, Royal Tulip, Lot H7 (planned Mariot), Shaza (Moslem Friendly Cluster) dan Vinci Development Cluster.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut peresmian beroperasinya KEK Mandalika bakal menjadi momentum yang kuat dalam memastikan langkah pariwisata menjadi leading sector perekonomian nasional. Kehadiran seorang Presiden yang selalu tampil di momentum penting pariwisata menunjukkan betapa besarnya pemimpin bangsa ini guna mengembangkan pariwisata Indonesia.
“Saya semakin yakin, pariwisata Indonesia akan semakin kuat, bahkan bisa menjadi yang terhebat dan terbesar di dunia. Karena ada CEO commitment, atau komitmen Pak Presiden,” ujar Menpar Arief Yahya.
Ukurannya jelas. Potensi pariwisata Indonesia sangat bagus, natural and cultural resourcher selalu top 20 dunia. Nilai competitiveness atau daya saing alam dan budaya Indonesia sangat kuat.
Peresmian KEK Mandalika ini dikatakannya hanya sebagai langkah awal dari satu program besar dalam mewujudkan pariwisata Indonesia yang kuat serta memberikan efek langsung kepada masyarakat.
“Mandalika merupakan satu dari 10 Bali Baru yang sudah ditetapkan pemerintah. Dengan bakal tumbuh dan berkembangnya ‘Bali-Bali Baru’ ini bisa dibayangkan bagaimana pariwisata Indonesia dapat melesat tinggi,” kata Arief Yahya.
Ia pun tidak pernah bosan untuk menggelorakan semangat Indonesia Incorporated. “Karena ketika Presiden sudah menetapkan pariwisata sebagai leading sector, maka seluruh pihak harus mendukung,” ujar Menpar. (kmb/balipost)