GIANYAR, BALIPOST.com – Kasus gigitan anjing diduga rabies menimbulkan korban jiwa di Banjar Kebon Kaja, Desa Belega, kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Korban, Wayan Neraka (62) meninggal dunia setelah dua bulan lalu sempat digigit anjing. Selain korban, anjing yang sama juga menggigit empat warga lainnya.
Anak pertama korban, Wayan Sukadana, Selasa (24/10) mengatakan, dua bulan lalu sekitar pertengahan Agustus 2017, korban menyampaikan bahwa digigit anjing pada kaki kiri saat berkunjung ke Banjar Jasri, Desa Belaga. “Kala itu bapak bilang sudah suntik vaksin bayar Rp 600 Ribu, karena sudah suntik saya tidak curiga lagi,“ katanya.
Setelah itu, korban biasa beraktifitas sebagai tukang pungut retribusi truk pengangkut bambu di seputaran Banjar Kebon Kaja, Desa Belaga. “Ke sawah bapak masih bisa, tidak ada keluhan apapun, jadi selama itu saya pun mengira kondisi bapak baik-baik saja,“ jelasnya.
Namun dua hari sebelum meninggal, tepatnya Minggu (15/10), korban mengeluhkan kesemutan di kaki. Keesokan harinya, Senin (16/10), sakit korban makin parah. Selain nyeri di kaki, korban alami kejang-kejang di kaki. “Karena kejang-kejang itu berdiri sudah tidak bisa, jadi harus dibopong untuk memindahkan bapak ke rumah sakit,“ tuturnya.
Awal pemeriksaan hasil lab menunjukan kondisi tubuh masih baik. “Kadar gula masih normal, bahkan dokter menawarkan rawat jalan, tapi karena kondisi masih demikian akhirnya tetap saya minta perawatan rumah sakit,“ ucap Wayan Sukadana.
Pada Selasa (17/10), sekitar pukul 08.00 wita, kondisinya makin parah, dari mulut berbusa sembari meronta-ronta kesakitan. “Dokter menanyakan apakah bapak pernah digigit anjing, saya pun baru ingat pernah ada gigitan sekitar dua bulan lalu, namun waktu itu kata bapak gigitan sudah di vaksin,“ ungkapnya seraya pihak rumah sakit memvonis korban terinveksi rabies.
Sejumlah dokter pun mengupayakan penanganan cepat terhadap kondisi korban yang sudah semakin parah. “Kami dilarang mendekat karena kondisi bapak sudah positif rabies, jadi seperti hanya bisa melihat detik detik sebelum bapak meninggal, “ ucapnya.
Namun sekitar pukul 11.00 wita korban tak tertolong dan meninggal. Pihak keluarga mengiklaskan kepergian korban sebagai musibah, hingga proses penguburan langsung dilakukan Selasa sore. “Kami sekeluarga langsung di vaksin, mengantisipasi penularan karena sempat merawat bapak, apalagi menurut dokter terkena air liurnya saja bisa bahaya, “ tukasnya.
Sedangkan Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Gianyar kemudian turun ke Desa Belega melakukan eliminasi. Sekitar 25 ekor anjing terindikasi sempat kontak dengan anjing positif rabies di eliminasi.
Selain menggigit ayahnya, anjing itu juga menggigit 4 warga lainnya di Banjar Jasri yang masih ada hubungan keluarga dengan pemilik anjing, Ketut Kuanta. “Sehari setelah bapak digigit, anjing itu gigit 4 orang lainnya. Waktu itu anjingnya langsung dibunuh,” jelasnya.
Secara terpisah, I Ketut Kuanta membenarkan anjingnya telah menggigit beberapa warga termasuk korban Wayan Neraka. Warga yang digigit masih hubungan saudara yakni, Made Subrati, Nyoman Budiarta, Made Astawa dan keponakanya Nyoman Krunyan. “Rata-rata mereka semua digigit di bagian kaki, saat melintas di gang rumah saya,“ ucap Wayan Kuanta saat ditemui di rumahnya di Banjar Jasri, Desa Belega, Blahbatuh.
Kasus gigitan ini pun sudah dilaporkan ke Puskesmas Blahbatuh, hingga kini keempat warga yang digigit tersebut sudah mendapat suntikan VAR secara berkala. “Setelah mendapat suntikan sekarang saudara saya masih sehat,“ katanya.
Sementara anjing itu belum sempat dicek petugas, sudah lebih dulu dibunuh oleh Nyoman Budiarta, lalu dibuang ke sungai dekat bendungan di Banjar Jasri, Desa Belaga. (manik astajaya/balipost)