MANADO, BALIPOST.com – Melonjaknya jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang pelesiran ke Sulawesi Utara (Sulut) tak lepas dari makin banyaknya rute penerbangan internasional. Inilah kata kunci Menpar Arief Yahya dalam rumus pengembangan destinasi dan industri pariwisata dengan 3A.

“Atraksi, Akses, Amenitas! Terutama A soal Akses, dari dan menuju destinasi itu, baik direct maupin indirect flight. Ketiganya harus dihitung kapasitas maksimalnya, jangan sampai terjadi bottlenecking,” ungkap Arief Yahya.

Sepanjang Januari hingga awal Oktober 2017, sebanyak 422 pesawat rute internasional mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Dari jumlah itu, Lion Air masih mendominasi dengan 241 penerbangan.

“Kemudian, disusul Silk Air dengan 152 penerbangan dan Citilink dengan enam penerbangan,” kata General Manager (GM) Bandara Sam Ratulangi Minggus Gandeguai, akhir pekan kemarin.

Baca juga:  Setelah OTT, Bupati Kuansing Ditetapkan Tersangka

Dia menambahkan, dari semua penerbangan internasional tersebut, rute ke Tiongkok masih dominan. Rute ke Guangzhou tercatat masih yang terbanyak dengan 110 flight dari Lion Air.

Agresivitas maskapai membuka rute internasional membuat kunjungan turis dari Tiongkok membeludak. Khusus turis asal Guangzhou, sebanyak 20.768 wisman pelesiran ke Sulut sepanjang Januari hingga awal Oktober lalu.

Melihat tren positif kunjungan wisman itu, pihaknya bertekad terus meningkatkan pelayanan. “Kami support program pariwisata dari pemerintah provinsi,” imbuh mantan GM Bandara Frans Kaisiepo Biak itu.

Sementara itu, GM Lion Air Manado Irwan Arland mengatakan, rute Guangzhou memang menjadi favorit. Bahkan, tingkat keterisian Lion Air rute Guangzhou mencapai seratus persen. “Untuk kota-kota lain, sekitar 80 sampai 90 persen,” ujar Irwan.

Baca juga:  Menteri Bintang Terima Lifetime Achievement dari Korpri Awards

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, kunjungan wisman pada Agustus lalu berjumlah 8.886 orang. Kepala BPS Sulut Muhammad Edy Mahmud mengatakan, angka itu meningkat dibandingkan kunjungan pada Juli yang berjumlah 7.305 turis. “Jika dibandingkan tahun lalu meningkat 12 persen dari 7.904 wisman,” kata Edy.

Melonjaknya kunjungan wisman memberikan dampak positif terhadap berbagai sektor usaha. Salah satu yang paling merasakan berkah adalah industri perhotelan. Tren kunjungan wisman yang terus meningkat membuat okupansi hotel melonjak.

Executive Secretary Arya Duta Hotel Manado Yona Lontoh mengatakan, tingkat keterisian kamar meningkat dalam setahun terakhir. “Bahkan, tiga bulan terakhir kami full booked. Selain instansi yang sering melakukan rapat, wisatawan mancanegara juga tidak sedikit. Hal ini sedikit banyak dipengaruhi program pemerintah provinsi terkait kedatangan wisman,” ujar Lontoh.

Baca juga:  Curi Perhatian, Banyuwangi Gelar Festival Orang Kembar

Di sisi lain, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw sangat bersyukur melihat tren kunjungan wisman yang terus meningkat. Secara khusus, dia menyoroti tren kunjungan wisman asal Tiongkok yang makin melonjak.

“Pemerintah Sulut sangat berterima kasih kepada pemerintah Tiongkok atas kunjungan wisman dari Tiongkok yang memilih Sulut sebagai daerah wisata,” ujar Kandouw.

Dia menambahkan, tren positif itu tak lepas dari berbagai strategi yang sudah diterapkan Pemerintah Provinsi Sulut.

Salah satunya adalah kerja sama dengan kepolisian dan Bea Cukai untuk memberi pelayanan maksimal kepada wisatawan sejak Juli 2016 lalu.
“Bukan saja kepada turis Tiongkok, tapi berlaku bagi semua turis yang berkunjung. Keamanan turis harus dijamin,” kata Kandouw. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *