SINGARAJA, BALIPOST.com – Benih padi beras merah yang selama ini dibudidayakan oleh petani di Desa Munduk dan Desa Gobleg, Kecamatan Banjar mulai dikembangkan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Penelitian yang dikenal dengan istilah iradiasi gama ini dilakukan agar benih setelah ditanam bisa dipanen dalam waktu empat bulan.
Selain itu, benih padi Cicih Gondrong di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan juga ikut diteliti untuk memperpendek umur, namun mampu berproduksi maksimal.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng Nyoman Swatantra, Rabu (25/10) mengatakan, penelitian dua jenis padi andalan tersebut merupakan tindaklanjut kerjasama Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dengan Batan dalam mengoptimalkan pengelolaan sektor pertanian mulai 2018. Dua jenis padi itu setelah diiradiasi akan ditangkarkan oleh petani penangkar benih di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada dan Seririt, Kecamatan Seririt.
Ia menjelaskan benih itu akan mulai dibudidayakan oleh petani sambil menunggu hasil. Jika hasilnya sesuai penelitian yang sudah dilakukan Batan, langkah selanjutnya, Distan akan menggalakan penanaman dua benih tersebut. “Kita bawa benih padi beras merah dan benih Cicih Gondrong dan sudah diiradiasi. Nanti kita tangkarkan dulu sambil ujicoba. Kalau ini berhasil tentu akan dikembangkan, sehingga sasaran untuk menggenjot produksi beras merah dan dan Cicih Gondrong akan tercapai,” katanya.
Tidak hanya belajar langsung di Batan, dalam waktu dekat, beberapa peneliti Batan melakukan kunjungan balasan ke Buleleng. Dari kunjungan balasan itu, peneliti akan memberikan masukan dan melihat kecocokan lahan untuk menerapkan hasil penelitian yang cocok di Bali Utara. (Mudiarta/balipost)