BANGLI, BALIPOST.com – Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli tengah mencoba membudidayakan melon di lahan persawahan. Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya lahan tidur akibat terjadinya krisis air yang melanda sejumlah lahan sawah di Bangli.

Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli Wayan Sukartana, Jumat (27/10) mengungkapkan percobaan budidaya melon dilakukan di lahan sawah milik petani di Subak Uma Anyar, Bangli. Adapun bibit melon yang coba dikembangkan di lahan sawah seluas 10 are tersebut yakni bibit melon varietas Osaka.

Varietas itu dipilih karena dianggap cocok dengan kondisi tanah di subak setempat. “Kita sudah mulai tanam sejak 22 September lalu,” terangnya.

Baca juga:  Harga Produk Pertanian Kerap Anjlok, Ini Upaya Pelaga

Dalam percobaan budidaya melon itu, pihaknya melalui petugas penyuluh lapangan (PPL) terus melakukan pemantauan dan pemeliharaan secara intensif terhadap pertumbuhan bibit melon setiap harinya. Hal itersebut dilakukan agar tanaman melon yang dikembangkan dapat tumbuh dengan bagus dan menghasilkan buah yang maksimal.

Sesuai masa tanam buah melon selama kurang lebih 60-75 hari, panen melon di Subak Uma Anyar kemungkinan baru bisa dilakukan sekitar akhir November mendatang.

Dijelaskan Sukartana, inovasi budidaya melon di lahan sawah ini karena terjadinya krisis air yang melanda sejumlah lahan subak di Bangli. Lantaran tak ingin lahan sawah yang krisis air nganggur dan menjadi lahan tidur, pihaknya pun akhirnya mencoba berinovasi mengembangkan melon di sawah. “Akibat sulitnya mendapat air, petani di beberapa subak di Bangli akhir-akhir ini tidak bisa menerapkan pola tanam 2x padi dan 1x palawija. Untuk itu kita coba buat program inovasi dengan menanam melon di lahan sawah,” terangnya.

Baca juga:  Gempabumi Guncang Gianyar

Pihaknya berharap, program budidaya melon kali ini bisa berhasil dan sesuai harapan. Jika berhasil maka tentunya budidaya melon ini akan dikembangkan di lahan sawah lainnya, yang mengalami krisis air. “Hanya yang mengalami kesulitan air saja. Untuk lahan yang ketersediaan airnya cukup kami tentunya intensifkan penanaman padi, jagung dan kedelai (pajale) sesuai program nasional,” kata Sukartana.

Selain melon, untuk mengatasi lahan sawah yang mengalami krisis air, Dinas PKP juga mengembangkan komoditi bawang merah di lahan sawah.

Baca juga:  Survei, Kontribusi Gojek ke Perekonomian Kota Denpasar Capai Triliunan Rupiah di 2019

Program itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir di sejumlah subak di wilayah Bangli dan Tembuku. Hasilnya, bawang merah yang dibudidayakan di lahan sawah tidak jauh berbeda dengan hasil panen di wilayah Kaldera Batur. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *