JAKARTA, BALIPOST.com – Saat ini terdapat Iebih dari 70 persen pasien Kanker Payudara yang datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut, dimana harapan hidup pasien semakin berkurang dan biaya terapi yang dikeluarkan pun menjadi Iebih besar, padahal bila Kanker Payudara ditemukan pada stadium awal, kesembuhan mencapai lebih dari 90 persen. Demikian diungkapkan Ketua Yayasan Kanker P ayudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar dalam Seminar Nasional di Jakarta, Minggu (29/10).
Seminar Nasional yang mengusung tema ‘Kesehatan Tulang bagi Penyintas Kanker Payudara’ dan sub tema ‘Penanganan Keropos Tulang bagi Penyintas Kanker Payudara’ yang dibuka Linda Agum Gumelar selaku Ketua YKPI dan Anita Hutagalung seIaku Ketua Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi).
Hadir sebagai narasumber Dr. Errol U. Hutagalung dengan makalah Tatalaksana Kanker Tulang Sekunder, Dr. Walta Gautama yang mengambil tema Metastatis pada Kanker Payudara, Dr. Ade Tobing dengan makalah Pengaruh Latihan Fisik pada Kesehatan Tulang Penyintas Kanker Payudara, serta motivator James Gwee dengan makalah Motivasi bagi Penyintas Kanker Payudara.
Mengutip data yang ada, Linda mengatakan, Kanker Payudara adalah kanker yang paling banyak di derita wanita di Indonesia dan di dunia. Pada stadium lanjut, Kanker Payudara dapat menyebar ke organ lain seperti tulang, hati dan paru. Sekitar 70-80 persen pasien Kanker Payudara stadium lanjut memiliki penyebaran ke tulang. Sel kanker yang menyebar ke tulang di satu sisi dapat menyebabkan terbentuknya tulang baru yang rapuh tetapi di sisi lain, sel kanker juga dapat menyebabkan terjadinya pengeroposan tulang.
Walta Gautama membenarkan hal itu. Tulang adalah kerangka penyangga tubuh sehingga perubahan yang terjadi pada tulang akibat Kanker sangat berdampak pada kualitas hidup pasien. Tulang yang rapuh dan keropos menyebabkan gejala yang sangat menurunkan kualitas hidup pasien. “Nyeri adalah gejala awal penyebaran Kanker ke tulang. Nyeri terutama dirasakan saat bergerak,” ungkap Walta.
Ia mengatakan, tulang yang rapuh dan keropos akibat Kanker menjadi lebih mudah patah hanya karena cedera sederhana. Patah tulang akan menyebabkan nyeri hebat yang menghambat aktivitas pasien. “Bila patah tulang ini terjadi di tulang belakang, mungkin menyebabkan terjepitnya sumsum tulang belakang yang ditandai dengan kelumpuhan,” paparnya.
Linda menambahkan, sangat terpanggil untuk memberikan wadah edukatif yang menyeluruh seputar Kanker Payudara dan hal-hal yang harus diwaspadai oleh penderita Kanker Payudara untuk bertahan melawan penyakit ganas ini sekaligus meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Seminar ini menurut Linda bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan tentang pentingnya kesehatan tulang bagi penyintas Kanker Payudara, memberikan inforrnasi dan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit osteoporosis berikut resikonya yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari terutama faktor psikis (kejiwaan), ekonomi dan sosial, dan untuk meyakinkan masyarakat dan penyintas Kanker Payudara bahwa osteoporosis dapat ditunda terjadinya, bahkan yang sudah terkena sekalipun dapat di rehabilitasi.
YKPI sendiri, kata Linda, senantiasa memberikan wadah edukasi yang inspiratif bagi para penyintas Kanker Payudara, dan merupakan bagian dari komitmen serta keseriusan untuk memberikan pendampingan bagi para penyintas Kanker Payudara, sehingga dapat mengurangi angka penderita Kanker Payudara di Indonesia. (Nikson/balipost)