SINGARAJA, BALIPOST.com – Kebutuhan daging babi saat penampahan Galungan, Selasa (31/10), dipastikan meningkat dibandingkan hari sebelumnya. Di Buleleng, sebanyak 133 ribu ekor babi siap potong disiapkan. Distan Buleleng menjamin tidak terjadi kekurangan atau bahkan kelangkaan daging babi.
Kepala Distan Nyoman Swatantra dihubungi Senin (30/10) mengatakan, sentra babi di Buleleng terdapat di Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan Gerokgak. Dua wilayah ini, warga menggeluti peternakan dengan cara tradisional dan kebanyakan dijadikan usaha sampingan.
Dengan jumlah populasi babi siap potong, Swatantra memastikan kebutuhan daging saat Galungan dan Kuningan tahun ini terpenuhi hingga 100 persen. Bahkan, Distan menjamin tidak ada tambahan pasokan babi dari luar Buleleng.
“Setiap hari besar kita tidak pernah kekurangan seperti untuk Galungan populasi babi siap potong di daerah kita mencukupi kebutuhan dan jamin tidak ada kekurangan hingga kita datangkan babi dari luar Buleleng,” katanya.
Menurut Swatantra, setiap perayaan Galungan dan Kuningan warga tidak seluruhnya mengolah daging babi. Akan tetapi belakangan warga mengolah daging ayam untuk perlengkapan upakara. Bahkan, beberapa kali perayaan Galungan dan Kuningan, warga di Buleleng mulai mengolah daging kerbau.
Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan Drh. Nyoman Surya Temaja mengatakan, pihaknya rutin mengawasi kesehatan daging yang dijual pedagang pengecer di pasar tradisional dan toko moderen.
Pengawasan ini untuk mencegah beredarnya daging yang tidak layak konsumsi atau menggunakan bahan pengawet berbahaya bagi kesehatan menusia. Setiap melakukan pengawasan, tim juga langsung melakukan tes lapangan. Bahkan, petugas sendiri langsung menyampaikan hasil setelah sempel daging diuji. Pemeriksaan ini untuk menghindari daging yang diawetkan dengan formalin atau bahan berbahaya lain.
Di smaping itu, tim juga memberikan pembinaan kepada pedagang agar tetap menjaga kebersihan tempat berdagang dan juga memperlakukan daging yang tepat. “Sebelum ada pengawasan biasanya kita lakukan pengamatan fisik daging dan kalau ada dicurigai kita tes langsung dan ini biasanya untuk menghindari daging yang menggunakan pengawet berbahaya seperti formalin, borak, dan pengawet berbahaya lain,” jelasnya. (mudiarta/balipost)