SEMARANG, BALIPOST.com – Ide kreativitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jawa Tengah (Jateng) membuat Kota Semarang bakal memiliki destinasi wisata baru berbasis ekonomi rakyat dan terjangkau.
Generasi milineal ini membuat terobosan promosi dan sosialisasi pariwisata di Kota Semarang dengan mengelar Pasar Karetan.
Pasar rakyat ini memulai debut pada 5 November 2017 di Radja Pendapa Camp, Desa Segrumung, Meteseh, Kec Boja, Kendal.
GenPI komunitas pariwasata binaan Kementerian Pariwisata RI. Selama ini, GenPI menjadi kawah candra dimuka sekaligus duta pariwisata Indonesia di media sosial di samping terus mengembangkan ide-ide segar untuk mendongrak nilai jual segudang destinasi wisata di Indonesia .
Ketua Panitia Pelaksana Pasar Karetan, Mei Kristianti menjelaskan, event ini menjadi terobosan baru untuk mengembangkan wisata murah meriah sekaligus merakyat untuk seluruh lapisan masyarakat. Produk-produk dalam Pasar Karetan nanti berbandrol kurang dari Rp 10 ribu.
“Sekarang kami meng-create even offline dengan konsep Pasar Karetan, walau tetap menggunakan kekuatan media sosial untuk men-drive audience dan membuat pasar baru, namun acara ini kami lakukan di Radja Pendapa,” ujar Mei.
Banyak daya tarik dalam Pasar Karetan nanti. Selain produk-produk murah meriah, acara ini bernuansa hutan dan kehidupan asli pedesaan.
Mei menjamin, sangat mudah mengakses acara ini dari Kota Semarang, 45 menit perjalanan. Para pengunjung tanpa dipungut biaya, lantaran lokasi acara bebas dari biaya sewa.
Acara Pasar Karetan mengambil suasana hutan dan kehidupan asli pedesaan ini mulai 5 pukul 06.00 sampai 11.00 WIB. Mengambil lokasi di tepi hutan karet milik PTPN, pasar rakyat ini bakal memberikan pengalaman baru kepada para pengunjung. “Silahkan datang, saya jamin lokasi sangat asik dan menarik,”katanya.
Puas belanja, pengunjung bisa melakukan trekking bersama keluarga dengan jarak 3 km, 5 km dan 10 km di tengah hamparan hutan hijau nan asri. “Konsep pasar ini lebih ke tradisional, tempo dulu, lengkap dengan atraksi dan permainan anak-anak Jadul (Jaman dulu,Red),” kata Mei.
Berbicara mengenai konsep pasar, imbuh Mei, event ini mengajak masyarakat di desa itu membuat panganan tradisional, untuk dijual di pasar tradisional setiap Minggu. Selain sebagai income, jajan pasar itu bakal menjadi ikon Pasar Karetan.
Shafigh Pahlevi Lontoh, Ketua Genpi Jateng berjanji bakal terus memutar event ini setiap akhir pekan. “Kami ingin menciptakan atraksi baru! Membuat destinasi baru, nuansa tempo doeloe dalam sebuah pasar. Kami lakukan setiap Minggu pagi, dan selalu diposting via medsos,” ungkap Shafigh.
Selain pasar, Shafigh bakal membuat pasar ini ramah bagi anak-anak. Bersama GenPI dia bakal membuat pasar ini sebagai arena permainan tradisional yang sudah tergerus kemajuan zaman.
Permainan anak-anak ini antara lain egrang, dakon, main mercon bumbung (dengan bambu petung, red), sunda manda, lompat tali, main kelereng, gobaksodor, sampai olahraga crosscountry. “Aneh dan unik kan? Datang ya? 5 November,” kata Shafigh.
“Tempatnya oke, nyaman, banyak spot untuk selfie, dari nuansa hutan, ladang, padi menghijau, akar jati, sapi, kolam ikan, dan banyak story lagi,” ucap Hyudee, koordinator GenPI Jateng.
Sebelum acara puncak, Genpi menggelar lomba foto-foto di lokasi itu, dan diikuti oleh fotografer profesional. “Hasilnya diunggah ke media sosial oleh sang fotografer,” kata Hyudee.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) antusias dengan ide kreatif GenPI Kemenpar angkat topi atas tangan-tangan kreatif GenPI memajukan potensi dan industri pariwisata di RI.
Beberapa waktu lalu, GenPi Kepri sukses bikin even “Wonderful Malay Fiesta 2017” di Batam, dan mampu datangkan 331 wisman ke even itu, GenPI Aceh yang membuat event offline Sanger Day Festival 2017, sekarang GenPI Jateng. “Ini ide dan solusi cerdas GenPI dalam Digital Sociopreneurship,” ujar Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi Don Kardono.
Gagasan GenPI ini sekaligus menunjukkan, bahwa GenPI membuktikan diri mampu membuat program promosi wisata “go digital” dan tengah gencar dilakukan oleh Kemenpar sebagai salah satu strategi pemasaran pariwisata Indonesia.
“Anggota GenPi terdiri atas anak-anak (berjiwa) muda yang selama ini aktif melakukan promosi pariwisata melalui media sosial seperti blog, facebook, twitter, instagram, path, dan lain lain,” kata pria yang berdandan Sporty itu.
Bagi Don, setiap daerah punya karakteristik masing-masing, berbeda dengan daerah lain. Justru kebhinnekaan itulah yang membuat Genpi semakin kreatif di semua daerah. ”Ayo, Kita ikuti even Pasar Karetan, 5 November 2017 ini,”ajaknya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyambut positif atas semua inisiatif GenPI tersebut. Kata Menpar, acara itu penting, untuk mengetes engagement di followers medsos anggota Genpi.
“Juga melibatkan desa atau kampung untuk buat atraksi pariwisata, bahkan kelak bisa memberdayakan masyarakat untuk membuat homestay desa wisata!” ucap Menpar Arief.
Menpar Arief selalu berpikir, GenPI sebagai komunitas netizen independen, harus punya dua sisi. Seperti keping mata uang, memiliki cultural value atau creative value. Guna memenangkan persainhan pariwisata dunia, Indonesia harus menguasai dunia digital. “More Digital, More Personal! More Digital, More Global! More Digital, More Professional!,” ujar menteri asli Banyuwangi ini. (kmb/balipost)