SLEMAN, BALIPOST.com – Menjadi juara itu direncanakan. Istilah Menpar Arief Yahya: Kemenangan itu direncanakan! Menjadi pemenang itu harus diupayakan. Keyakinan itulah yang dipegang oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.
Guna mencari “penerus” Desa Wisata Pentingsari yang menjadi juara dalam pengelolaan Desa Wisata berbasis masyarakat, Dinas Pariwisata pun mengadakan Festival Desa Wisata Kabupaten Sleman 2017. “Pemenang pada lomba desa wisata ini akan menjadi wakil Sleman dalam lomba desa wisata ke tingkat provinsi DIY,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Dra Hj Sudarningsih MSi.
Sebanyak 22 Desa Wisata di Sleman yang telah “dipilih” oleh Forum Komunikasi Desa Wisata Kabupaten Sleman diajukan sebagai peserta. Mereka dinilai oleh Tim Juri yang terdiri dari Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS), Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sleman, Pusat Studi Pariwisata UGM, Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) Sleman dan media.
Dalam lomba Desa Wisata tahun 2017 ini, aspek kuliner dan suvenir khas dari Desa Wisata yang ditekankan. Diharapkan dari Desa Wisata peserta lomba muncul kuliner dan suvenir khas berbahan lokal, berciri lokal dan berbasis masyarakat.
22 Desa Wisata peserta lomba tahun ini terdiri dari tiga kategori yaitu Desa Wisata Mandiri (4), Desa Wisata Berkembang (8) dan Desa Wisata Tumbuh (10). “Karena ini ingin mencari penerus Desa Wisata juara, maka Desa Wisata yang tahun kemarin sudah menjadi pemenang tidak diikutkan,” tambah Sudarningsih.
Penjurian lomba Desa Wisata Sleman 2017 ini dimulai 1 November hingga 15 November. Juri lomba melakukan kunjungan lapangan ke desa-desa wisata yang dinilai. Unsur-unsur yang dinilai Kuliner (20%), cinderamata (20%), pemanfaatan potensi yang dimiliki (10%), SDM dan Lembaga Wisata lokal (10%), dukungan masyarakat (15%), prasarana pengunjung wisata (15%) dan perkembangan kunjungan wisatawan (10%).
Kegiatan puncak acara lomba atau festival desa wisata ini akan dilakukan dalam satu acara. Dalam acara tersebut, para peserta lomba yang masuk nominasi diharapkan menampilkan keunggulan karyanya. “Yang diundang dalam acara puncak ini menjadi salah satu juaranya. Waktunya masih tentatif. Jadwal sekarang tanggal 23 November. Tapi, masih bisa berubah,” tandas Sudarningsih.
Salah seorang juri, Guntur Eka Prasetya dari BPPS mengharap Desa Wisata yang ikut lomba terus meningkatkan manajemen pengelolaan desa wisatanya. Jangan sampai ketika sudah menghasilkan malah menjadi rebutan.
“Desa Wisata juga harus memiliki kepastian dalam soal harga paket wisata. Sehingga konsumen atau wisatawan bisa memiliki kepastian atau patokan jelas. Bahwa akan ada negosiasi atau komisi untuk tour agent, bisa dibicarakan sebelum wisatawan datang,” tegas Guntur. (kmb/balipost)