NEGARA, BALIPOST.com – Pascaprotes terkait penyaluran bantuan mesin tempel oleh nelayan di dusun Munduk Asem dan Dusun Rening, Desa Cupel, kecamatan Negara, Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jembrana mengaku akan menelusuri hal tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa dikonfirmasi Kamis (2/11) mengatakan akan mengecek kebenaran adanya protes tersebut. Bilamana benar tidak tepat sasaran, maka Dinas termasuk Desa dan aparat dibawah kecolongan. Sebab, menurutnya dalam pendataan penerima bantuan ini terjun langsung dan sosialisasi dilakukan minimal dua kali di tingkat desa.
“Bila memang ada begitu, kami akan evaluasi. Pertama kita tarik kartu nelayannya dan tidak masukkan lagi anggota nelayan,” tegas Maharimbawa.
Dalam penyaluran ini, dilakukan secara tranparan melibatkan Kementerian ESDM dan BPKP. Sedari awal, Dinas juga mengimbau kepada para nelayan di pesisir agar memberi keterangan jujur tidak memanipulasi hanya untuk keperluan bantuan. Termasuk ketika nelayan meminjam jukung dari nelayan lain, tidak boleh.
Sedangkan terkait adanya penerima yang belum memiliki kartu nelayan itu kemungkinan bisa terjadi. Karena dari total 10 ribu nelayan terdata, yang baru mengantongi 4900-an nelayan. Namun, penerima ini sudah teregister di data nelayan.
Di pusat juga terjadi perubahan kartu nelayan dari semula hanya untuk nelayan, kini diperluas untuk pelaku perikanan (pembudidaya dan pengolahan ikan). Sehingga fisik kartu nelayan belum diterima sejak pertengahan tahun lalu. “Ada perubahan, namanya sekarang Kusuka (kartu nelayan). Penerima kartu ini bukan hanya nelayan,” tandasnya.
Kendati demikian khusus untuk mesin tempel ini hanya diperuntukkan bagi nelayan. Sebelumnya sejumlah nelayan di Banjar Munduk Asem dan Rening akhir pekan lalu berkumpul dan menyampaikan protes mereka. Salah satu nelayan, Burhan, mengaku heran dirinya tidak mendapat bantuan mesin tempel. Padahal nelayan ini memiliki jukung dan telah memberikan keterangan jujur kepada petugas termasuk kepala dusun kalau jukungnya masih perbaikan. Tetapi, ternyata ia dicoret dan justru yang mendapatkan warga yang meminjam jukung. Bahkan istrinya sempat dimintai menandatangani surat pernyataan tidak menerima, bukan dirinya langsung.
Sejumlah nelayan lain yang juga tidak menerima bantuan mesin tempel berbahan bakar elpiji itu juga mengaku heran dengan ketidakadilan ini. Tidak seperti bantuan-bantuan sebelumnya yang turun untuk kelompok dengan melakukan sosialisasi terlebih dulu melibatkan mereka.
Kepala Desa Cupel, Usman dikonfirmasi kemarin mengaku sudah menyampaikan ke Kepala Dusun agar mengecek langsung terkait permasalahan tersebut. Saat penyerahan beberapa waktu lalu, pihaknya juga ikut memantau. Memang ada satu penerima yang belum memiliki kartu nelayan, tetapi sudah teregister.
Mesin tempel ini merupakan bantuan dari Kementerian ESDM berbahan bakar gas elpiji dan bensin.(surya dharma/balipost)