Kelapa sawit
Negara Produsen Kerjasama Pengembangan Kelapa. (BP/son)
JAKARTA, BALIPOST.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution didampingi Menteri Perusahaan, Perladangan dan Komoditas Malaysia, Dato’ Seri Mah Siew Keong memimpin Inaugural Ministerial Meeting of Palm Oil Producing Countries (IMMPOPC) di Bali Nusa Dua Convention Center, Bal, Kamis (2/11).

Pertemuan tersebut diselenggarakan dalam kerangka Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang beranggotakan Indonesia dan Malaysia, dihadiri oleh negara-negara produsen sawit yaitu Guatemala, Thailand, Papua Nugini, dan Kolombia.

Pertemuan ini turut mengundang berbagai narasumber dan ahli berbagai organisasi multilateral yaitu the United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), the Food and Agriculture Organization (FAO), Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia, PISAgro, dan Oasis Revenue-Malaysia.

IMMPOPC menyepakati kehendak untuk sinergikan posisi dan langkah-langkah strategis dalam rangka memperkuat kerja sama pengembangan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas petani kecil dan kompetitivitas produk di tengah-tengah berbagai tantangan global. Langkah-langkah strategis tersebut dapat dilakukan melalui penguatan ISPO, pengembangan riset dan inovasi kelapa sawit, pembangunan kerja sama industri menuju produksi bernilai tambah, dan pemajuan berbagai regulasi dan teknis yang mendukung peningkatan kualitas produksi sawit agar lebih kompetitif dalam perdagangan minyak nabati dunia.

Baca juga:  Gubernur Koster Dukung Penuh Pengembangan UHN IGB Sugriwa di Kampus Bangli

Dalam pertemuan ini, juga dibahas pentingnya kelapa sawit terhadap pembangunan, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja, yang sejalan dengan komitmen negara berkembang dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. “Apa yang telah dilakukan negara produsen kelapa sawit dalam mengatasi  kemiskinan, inequality, dan penyediaan lapangan kerja, harus dipandang sebagai langkah nyata implementasi komitmen universal, seperti SDGs. Tanpa itu, SDGs akan terlihat sebagai suatu konsep yang mengawang-ngawang,” kata Menlu RI, Retno L.P Marsudi, dalam welcoming reception sehari sebelum pertemuan.

Baca juga:  Wani, Potensi Pasar Besar Tapi Pengembangan Masih Terbatas

Sektor kelapa sawit telah berkontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Kelapa sawit merupakan komoditas strategis bagi Indonesia yang menggerakkan perekonomian rakyat. Sebesar 41 persen lahan kelapa sawit dimiliki oleh petani kecil dan sektor kelapa sawit berkontribusi terhadap 5,5 juta lapangan kerja langsung dan 12 juta lapangan kerja tidak langsung. Hal tersebut ditegaskan dalam pertemuan. “Total produksi crude palm oil (CPO) di tahun 2016 mencapai 33 juta ton dan menyumbang sebesar USD 18 miliar terhadap pendapatan ekspor nasional. Saat ini, sustainability merupakan kata kunci dalam pengembangan kelapa sawit Indonesia yang didorong melalui Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)”, kata Darmin.

Baca juga:  Kader PDIP Diminta Cegah Politisasi Isu Keamanan 

Ini merupakan kali pertama bagi negara-negara produsen kelapa sawit untuk bertemu dan berbagi pandangan serta pengalaman negara produsen dalam membangun sektor kelapa sawit dan mengatasi tantangan. Hal ini telah ditegaskan dalam sambutan Menteri Malaysia yang turut menekankan peran penting CPOPC sebagai platform bagi negara produsen kelapa sawit dalam menyatukan dan memperjuangkan kepentingan bersama. “Kolaborasi negara-negara produsen tidak berhenti pada pertemuan ini saja, akan dibentuk komite-komite yang khusus membahas kepentingan bersama negara-negara produsen sawit”, pungkas Mahendra Siregar, Direktur Eksekutif CPOPC. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *