BULUKUMBA, BALIPOST.com – Festival Pinisi 2017 resmi dimulai, Kamis (2/11). Selama tiga hari hingga Sabtu (4/11) mendatang, ajang tahunan yang memasuki tahun ke-8 penyelenggaraan ini akan menghadirkan berbagai event menarik yang belum pernah digelar sebelumnya.
Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba, Muh Ali Saleng mengatakan, salah satu acara terbaru dari rangkaian Festival Pinisi yang ada di tahun ini adalah Trip Leppe’e-Bira. Ini adalah kegiatan berlayar yang diikuti oleh kapal pinisi dan perahu layar lainnya. Kapal-kapal tersebut akan dilepas dari Pelabuhan Leppe’s Kota Bulukumba dan finish di Tanjung Bira.
“Pelepasan kapal-kapal ini menandakan dibukanya Festival Pinisi 2017,” ujar Muh Ali, Kamis (2/11).
Ia mengatakan, event-event baru ini akan menambah daya tarik minat wisatawan untuk hadir. Sebelumnya Festival Pinisi hanya diisi dengan acara seremonial dan tarian tradisional.
“Kita tidak hanya mengundang pelaut lokal saja, tapi juga dari seluruh Sulawesi Selatan,” ujar Muh Saleh.
Nah, kapal-kapal yang menjadi peserta trip memiliki kriteria. Seperti memliki layar dengan kapasitas mesin 15 GT. Guna menambah daya tarik bagi para peserta, Pemkab Bulukumba menyediakan berbagai hadiah berupa mobil sebagai hadiah utama. Selain itu juga ada sepeda motor dan hadiah menarik lainnya.
Tidak hanya itu, bersamaan dengan Trip Leppe’e-Bira, juga digelar lomba memancing ikan berkelompok. Satu kelompok beranggotakan tujuh orang. Lokasi pemancingan berada di sekitar perairan Bira.
“Jadi sebelum berlabuh di Pantai Bira ada lomba memancing,” jelas Muh Saleh.
Pemenangnya nanti ditentukan dari berat ikan yang ditangkap. Adapun ikan yang tidak boleh dipancing adalah jenis ikan yang dilindungi seperti Napoleon dan Hiu.
“Ini juga sekaligus sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat khususnya nelayan terkait etika atau aturan menangkap ikan di laut. Paling tidak masyarakat tahu bagaimana menghargai alam,” ujarnya.
Belum cukup, juga akan ada prosesi peluncuran perahu Pinisi atau yang juga disebut “Anynorong Lopi”. Prosesi ini akan dilakukan di lokasi pembuatan perahu Tanaberu Kecamatan Bontobahari. Selain itu akan ditampilkan ritual adat Kajang yaitu “Addingingi Kampong”, “Attunu Panroli”, dan tari “Pabbitte Passapu,” serta demonstrasi tenun Kajang yang dilaksanakan di kawasan adat Kajang.
“Ritual-ritual adat ini sengaja kami agendakan untuk melestarikan adat istiadat Kajang yang mungkin sudah jarang diketahui masyarakat. Sekaligus menambah daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara,” ujarnya.
Di Kawasan Tanjung Bira juga akan dihadirkan panggung hiburan yang menampilkan artis-artis terkenal. Diantaranya Ati D’Academy dan jebolan Kontes Dangdut Indonesia (KDI) seperti Lidya, Ayu dan Agus Ray.
Selain panggung hiburan, panitia juga menggelar Karnaval BergemBira dengan menampilkan seni budaya dari 10 kecamatan, Pinisi Expo, Jambore Fotografi, dan Festival Layang-Layang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik terselenggaranya Festival Pinisi 2017. Kegiatan ini selain menjadi daya tarik wisatawan, tapi juga sekaligus melestarikan adat dan tradisi budaya di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
“Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan seni dan budaya serta alam yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. Festival Pinisi ini adalah salah satunya,” ujar Menpar Arief Yahya.
Terlebih perahu Pinisi sudah begitu dikenal. Bahkan di setiap penyelenggaraan promosi pariwisata di dunia internasional, kapal pinisi selalu dijadikan desain menjadi ikon paviliun Indonesia. Hasilnya tidak jarang Paviliun Indonesia ditetapkan sebagai yang terbaik dan menarik banyak minat pengunjung.
“Festival Pinisi tentunya dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan. Seperti diketahui, 60 persen wisman yang datang ke Indonesia adalah karena budaya. Jadi ini acara yang tepat, tinggal pengelolaannya yang harus dapat memenuhi standar penyelenggaraan,” ujar Menpar Arief Yahya. (kmb/balipost)