PALEMBANG, BALIPOST.com – Provinsi Sumatera Selatan tak ingin tampil seadanya saat menyambut Asian Games 2018. Pelayanan dan kemudahan informasi bagi wisatawan terus dicreate. Tourist Information Center (TIC) juga dibangun. Nantinya, TIC akan mempermudah wisatawan domestik maupun mancanegara untuk mengetahui destinasi wisata yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan.
“TIC segera dibangun. Mudah-mudahan akhir tahun bisa selesai dan siap digunakan pada 2018,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel Irene Camelyn Sinaga, Kamis (2/11).
Dan ini tak hanya ucapan semata. Niatannya sudah dituangkan dalam audiensi Tim Percepatan TIC Kementerian Pariwisata Republik Indonesia bersama Gubernur Sumsel H. Alex Noerdin, Selasa (31/10). Nantinya, TIC dipusatkan pada lokasi-lokasi strategis. Dari mulai Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Benteng Kuto Besak, hingga Jakabaring Sport City, semua akan terlayani oleh TIC.
“Untuk lokasi di Jakabaring Sport City (JSC) nantinya tidak saja TIC Mobile yang beroperasi. Food Truck juga akan kita operasikan. JSC kan 360 hektar. Kalau sedang ada kejuaraan dunia, bukan cuma TIC mobile, food truck juga akan dioperasikan,” terangnya.
Dan hal ini dipersiapkan dengan serius. Nantinya, TIC akan dikawal langsung oleh Pemrov Sumsel dan Kementrian Pariwisata. Bahkan pelaku usaha juga ikut dilibatkan. Tiga unsur inilah yang berkolaborasi membangun TIC di Sumsel. “Pembangunan ketiga titik lokasi pusat informasi wisata itu nantinya secara fisik akan diserahkan kepada pemerintah daerah atau pelaku usaha. Sedangkan media atau kontennya akan menjadi tanggung jawab Kementerian Pariwisata,” kata Staf Khusus Menteri Bidang Infrastruktur Pariwisata Kemenpar, Judi Rifajantoro.
Proyek percontohannya sudah bisa dilihat di Bandara Soekarno Hatta. Untuk yang di Soekarno Hatta, pembangunannya ikut menggandeng PT Angkasa Pura II. “Pelayanan TIC di bandara ini semua gratis, termasuk minuman dan makanan ringan bantuan dari para sponsor. Jadi pengelolaan TIC di Palembang itu nantinya sama dengan di Bandara Soekarno Hatta,” tambahnya.
Judi Rifajantoro juga mengatakan ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam membangun TIC. Yang pertama adalah lokasi. Setelah itu sumber daya manusia yang mendukung. Dan yang terakhir content.
“Sumatera Selatan mempunyai SDM yang banyak dan sangat qualified. Ada 600 Mahasiswa Poltek Pariwisata yang mampu menguasai bahasa asing. Etika nya juga sudah teruji. Jadi masukan kurikulumnya bisa langsung dipraktekkan di sana,” ungkapnya.
Menpar Arief Yahya ikutan bersuara. Baginya, keberadaan TIC di Sumsel sudah suatu keharusan. Apalagi, destinasinya bakal menjadi tuan rumah event olahraga internasional sekelas Asian Games. “Selain untuk pusat informasi pariwisata, TIC juga mampu meningkatkan promosi pariwisata yang ada di Indonesia khususnya Provinsi Sumsel. Wisatawan jadi bisa dengan mudah mendapatkan informasi pariwisata yang ada di Sumsel serta juga mempromosikan pariwisata kita secara luas,” ujar Menpar Arief Yahya.
Dan bila dikelola dengan serius, TIC ini nantinya juga bisa menjadi menjadi semacam tourism supermall. “Wisman juga bisa mendapat informasi mengenai atraksi wisata, transportasi, akomodasi, dan lain sebagainya. Dan mereka bisa langsung melakukan reservasi dan pembayaran untuk pengalaman wisata yang lebih baik,” ucapnya. (kmb/balipost)