SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kain tenun Rangrang khas Nusa Penida masih menjadi salah satu produk unggulan dari sektor perindustrian Kabupaten Klungkung. Namun, beberapa tahun belakangan, eksistensinya di pasaran meredup.

Adanya produk sejenis yang beredar menjadi salah satu penyebab hal tersebut. Salah satu perajin asal Desa Tanglad, Nusa Penida, Wayan Sari, Kamis (2/11) menuturkan produksi kain dengan cara manual ini masih berlangsung. Demikian juga dari sisi regenerasi.

Tak sedikit warga yang masih menggantungkan hidup dari sektor ini. Sekitar dua setengah tahun lalu, permintaan dari konsumen cukup banyak. Sampai kewalahan untuk memenuhi. Ciri khasnya yang menggunakan pewarna alami menjadi salah satu pemikat.

Baca juga:  Stok Darah Plasma Konvalesen Kosong, Ini Harapan Pangdam

Namun, eksistensinya perlahan redup. Penyebabnya tak diketahui secara pasti. “Kemungkinan karena adanya produk yang menggunakan pewarna kimia. Harganya lebih murah. Kisaran Rp 500 ribu per lembar. Kalau asli kisaran Rp 1 sampai 1,5 juta,” katanya.

Dihadapkan kondisi demikian, produksinya pun terpaksa dikurangi, menyesuaikan dengan pesanan. Tidak seperti dulu, yang terus berlanjut.

Guna menggaet konsumen, promosi juga terus digencarkan melalui pameran. “Kami berusaha meyakinkan, menjelaskan ke konsumen, bahwa produk kami memang berkualitas,” ucapnya.

Baca juga:  Bappenas Prioritaskan Penanganan SPAM di Nusa Penida

Sementara itu, Kabid Perindustrian Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Klungkung, I Wayan Merta tak menampik kondisi itu. Lesunya pemasaran kain tersebut juga tak lepas dari berkembangnya kain tenun dari daerah-daerah, salah satunya Lombok. “Memang menurut penuturan perajin, penjualan melesu. Ada juga yang mengatakan ada kain dengan pewarna kimia. Cepat luntur. Ini memberi imbas,” terangnya.

Selain melalui pameran, promosi produk juga didorong melalui online yang kini berkembang pesat. Langkah ini tak hanya menghemat waktu, namun juga lebih cepat tersebar ke masyarakat. “Untuk pameran tingkat nasional sudah sering. Sekarang kami dorong untuk bisa melalui online. Ini bisa lebih cepat dan cakupannya luas,” tandasnya. (Sosiawan/balipost)

Baca juga:  Biaya PCR Diturunkan, Ringankan Beban Wisatawan Berkunjung ke Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *