KLATEN, BALIPOST.com – Industri pariwisata Indonesia semakin menunjukkan geliatnya. Setelah program ’10 destinasi prioritas’ meraih kesuksesan besar, sejumlah daerah di Tanah Air pun terdorong untuk mengembangkan potensi wisata yang mereka miliki. Tak terkecuali Kabupaten Kulon Progo.
Jauh sebelum rencana pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang akan beroperasi 2019, Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo, telah menggali dan menginventarisasi potensi pariwisatanya, mulai dari dasar danau hingga puncak bukit. Upaya menciptakan objek wisata baru dengan teste yang berbeda disampaikan Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo saat menerima rombongan wartawan pariwisata di Wates, Jumat (3/11) lalu.
Ia mengungkapkan, pengembangan dan pembangunan infrastruktur terkait destinasi wisata baru ini digencarkan sejak 3 tahun terakhir. “Meski belum maksimal, kami berhasil menciptakan 40 objek wisata baru. Pencapaian ini tidak terlepas dari bantuan warga Kulon Progo yang bertekad untuk memajukan daerahnya,” kata Sutedjo.
Sebagai contoh, objek wisata Kalibiru itu bisa berkembang dengan pesat atas inisiatif warga setempat. Bahkan mereka sendiri yang mengelolanya. Warga yang sebelumnya mayoritas petani mulai berpartisipasi mendukung membangun infrastruktur di kawasan hutan negara itu.
Pihak kehutanan tak malah, selama hutan tetap lestari.
Konsep yang diusung oleh Pemda Kulon Progo sendiri cukup beragam. Para wisatawan nantinya akan mendapatkan paket wisata lengkap yang terdiri dari wisata pantai, pemandian, air terjun, gunung, petualangan, budaya, kuliner, religi, hingga mengunjungi Candi Borobudur melalui jalur Menoreh, yang saat ini tengah dibangun.
Sutedjo berharap, dengan adanya objek wisata baru ini, jumlah wisatawan yang mengunjungi Kulon Progo pun bisa terdongkrak. “Jumlah kunjungan wisatawan di Kulon Progo itu terkecil dari 4 kabupaten di D.I Yogyakarta. Untuk 2016 kemarin hanya mencapai angka 111 ribu kunjungan saja. Namun setelah ada pembangunan bandara, jumlah kunjungan mulai meningkat,” tukasnya.
SDM Kurang
Pemkab Kulonprogo mengakui kekurangan sumber daya manusia sektor pariwisata seiring dengan menggeliatnya sektor yang bakal menjadi andalan daerah ini. “SDM kami masih kekurangan, sangat lemah terutama penyiapan penerimaan tamu, pelayanan atau pariwisata, kami harus ekstra,” kata Kadis Pariwisata Kuloprogo Krissutanto.
Kekurangan kualifikasi bahasa juga menjadi kendala yang dihadapi SDM pariwisata Kulonprogo di tengah upaya mendatangkan wisatawan mancanegara. “Maka kami kerja sama dengan ‘Bule Mengajar’ untuk mengadakan kegiatan di kantor. Kami juga mengarah ke pesertifikasian,” katanya.
Kulonprogo menargerkan kunjungan wisatawan bisa menembus angka 300 ribu orang pada tahun ini. Kunjungan wisatawan pada 2016 mencapai 111 ribu orang.
Untuk 2018 mendatang, Kris mengaku belum berani menyebut angkanya bisa menembus 400 ribu orang lantaran ada dua pantai di Kulon progo yang terkena dampak pembangunan bandara. “Tahun 2017 ini ada proses bandara baru jadi banyak yang ke sini. Tapi untuk 2018, dua pantai kami kena dampak pembangunan bandara sehingga kami belum berani target 400 ribuan,” ujarnya.
Kendati demikian, sejumlah agenda seperti pertunjukan udara (airshow), Festival Budaya Menoreh dan lomba lari marathon sudah pasti akan jadi agenda rutin tahun depan untuk menggaet kunjungan wisatawan. (Nikson/balipost)