DENPASAR, BALIPOST.com – Cakupan layanan PDAM Denpasar masih rendah. Selain akibat kekurangan produksi, PDAM juga mengalami banyak kendala dalam memenuhi tuntutan untuk memperluas cakupan layanan. Salah satunya, yakni kehilangan air akibat berbagai faktor. PDAM mencatat kehilangan air cukup tinggi, yakni rata-rata mencapai 20 persen dari total kapasitas produksi 1.254 liter/detik untuk kondisi bulan September 2017.
Direktur Utama PDAM Kota Denpasar, I.B. Gede Arsana ST., didampingi Direktur Teknik Putu Yasa belum lama ini mengatakan, untuk menekan angka kehilangan air membutuhkan proses yang cukup lama. Pihaknya tidak bisa mengatasi masalah ini dalam waktu singkat. Diperlukan sedikitnya lima tahun untuk menekan persentase kehilangan air.
Direktur Teknik Putu Yasa menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan peremajaan pipa PDAM yang ada di Jalan Nangka Utara dan Selatan. Dana yang diperlukan cukup banyak, yakni hingga Rp 6 miliar. Karena itu, tidak cukup hanya melalui APBD, namun akan mencari bantuan dari APBN. Rencana ini akan terealisasi pada 2018 mendatang.
Di sisi lain, Arsana menambahkan, kapasitas produksi air PDAM Denpasar bersumber dari produksi sendiri sebesar 1.102,24 liter/detik dan produksi beli sebanyak 151,76 liter/detik. Sedangkan kebutuhan tahun 2017 sebanyak 1.652,00 liter/detik, sehingga PDAM masih kekurangan kapasitas produksi sebanyak 398.00 liter/detik. Kekurangan ini, selain disebabkan terbatasnya sumber air baku dan kapasitas produksi, juga karena kualitas sumber air baku Sungai Ayung menurun terutama pada musim hujan.
Arsana mengatakan, saat ini produksi air baku PDAM mencapai 3.246.457 meter kubik atau 1.254,00 liter per detik (September,2017). Produksi itu bersumber dari air permukaan dan pembelian dari PDAM Badung,Gianyar dan SPAM Tukad Petanu. Sedangkan kebutuhan produksi 2017 sebanyak 1.652,00 liter per detik, sehingga masih kekurangan sebanyak 398,00 liter per detik.
Persoalan lain yang masih dihadapi PDAM Denpasar saat ini, yakni masih banyaknya daftar tunggu pelanggan yang belum bisa terlayani. Hingga September 2017 ini, tercatat sebanyak 2.531 orang atau sambungan. Sedangkan untuk jumlah pelanggan telah mencapai 83.108 sambungan. Melihat jumlah pelanggan sebanyak itu, cakupan layanan masih rendah, yakni hanya 46,62 persen. (asmara/balipost)