Pakelem
Prosesi pekelem di pantai Tanah Lot Tabanan. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Dentingan suara genta, semerbak wangi bunga dan dupa mewarnai areal pura penyawangan Tanah Lot, Tabanan, Senin siang (6/11). Lantunan mantra dan doa ritual upacara pekelem pun terdengar khusuk dipuput Ida Rsi Agung Suryayana, saking griya Candra Kusuma, desa Munggu, kecamatan Mengwi, Mangupura dan Ida Rsi Istri Candra Kusuma Dewi.

Rangkaian demi rangkaian upacara pun berjalan lancar dengan harapan ngerastiti jagad bisa dikabulkan. Apalagi Bali saat ini tengah dikhawatirkan dengan status Gunung Agung. “Upacara ini memiliki makna upakayu ngerestiti jagad. Jadi bukan di Tabanan saja, melainkan untuk seluruh jagad Bali,” terang Ida Rsi Istri Candra Kusuma Dewi.

Lanjut disampaikannya, upacara pakelem kali ini menggunakan tingkatan madya dengan menggunakan sarana hewan seperti kambing, angsa, bebek, sareng ayam, serta ayaban bebangkit selem, suci selem, guru piduka, caru berumbun, pengeresik, taler eedanya.

Baca juga:  Dua Pemedek Cidera Saat Ritual ‘’Pakelem’’ di Gunung Agung

Upacara Pakelem ini diawali dengan prosesi persembahyangan di Pura Penyawangan Tanah Lot terlebih dahulu sebelum dilanjutkan menuju ke lokasi yang dinilai pas. Tak lama kemudian, hewan-hewan sebagai sarana Pakelem seperti seekor Kambing, Bebek, angsa dan Ayam ini ditenggelamkan dipantai Tanah Lot.

Salah seorang krama yang ditunjuk sebagai koordinator upacara pakelem di Tanah Lot, I Made Suarnata menjelaskan upacara pakelem ini dilakukan sebagai persembahan rasa syukur kepada Dewa penguasa lautan yakni Dewa Baruna dan ratu pantai selatan untuk meminta keselamatan atau ngerastiti jagad. Tidak hanya di Tanah Lot, ritual serupa juga digelar di tiga titik lainnya atau bersifat nyegara gunung, seperti di Pura Ponjok Batu Buleleng, Pura Tirta Empululu Jembrana, dan Pantai Lebih Gianyar.

Baca juga:  Stok Pangan Bali Cukup Sampai Tiga Bulan

Dikatakannya, upacara pekelem ini merupakan inisiatif sejumlah krama Bali baik itu dari sekaa demen yayasan Bali Organik Association (BOA), dan relawan penjaga ajeg Bali, serta mendapat dukungan Pemda Tabanan melalui bagian Kesra. “Umat Hindu di Bali percaya bahwa Bali ini dijaga di seluruh penjuru, dan dengan cara matur piuning di sejumlah titik yang dianggap vibrasi semesta di Bali dengan doa dan mantra, kita memohon keselamatan agar terhindar dari segala bentuk marabahaya,” jelasnya.

Baca juga:  Melasti Tahun Baru Caka 1942, Denpasar akan Lakukan Ini

Sementara itu Kabag Kesra Pemda Tabanan, Made Irma Yanti Sundari menyambut baik adanya upacara semacam ini. Menurutnya, upacara ini memiliki tujuan yang sangat baik yakni memohon keselamatan agar tidak terjadi bencana di Bali. Begitu pula memohon keselamatan untuk umat manusia dan alam semesta, terutama aktivitas Gunung Agung semoga bisa mereda dan tidak terjadi bencana.

Ritual upacara pekelem di Tanah Lot Tabanan juga mendapat perhatian sejumlah wisatawan yang saat itu memadati kawasan obyek wisata ternama di kabupaten Tabanan. Bahkan banyak dari mereka yang mengabadikan moment rangkaian upacara tersebut. (puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *