AMLAPURA, BALIPOST.com – Setelah status Gunung Agung menjadi siaga, sektor perbankan di Karangasem perlahan mulai bangkit dari keterpurukan. Kantor-kantor cabang dan unit dari berbagai bank yang sebelumnya terpaksa pindah operasional, kini sudah mulai melayani nasabah seperti biasa. Perbankan menghadapi tugas berat untuk memulihkan kembali sektor mikro yang paling terdampak selama ancaman erupsi Gunung Agung ini.
Dampak terhadap sektor mikro ini, salah satunya sangat dirasakan BRI Kantor Cabang Amlapura. Pimpinan Cabang BRI Amlapura, I Gede Dianarta, Selasa (7/11), mengakui sektor mikro memang paling terdampak dari pada sektor retail.
Ini terjadi, karena sektor mikro banyak berada di pelosok-pelosok pedesaan di kawasan rawan bencana atau KRB III, KRB II maupun KRB I. Sektor mikro tentu macet total, karena pelaku usaha dan nasabah peminjamnya harus mengungsi ke tempat aman.
Jumlah nasabah peminjam keseluruhan BRI Kanca Amlapura mencapai 32.721 orang, dengan outstanding per 31 Oktober 2017 mencapai Rp 1.046 miliar atau Rp 1,04 triliun. Dari jumlah ini, sebesar Rp 531 miliar terserap di sektor mikro. Sedangkan sisanya, sebanyak Rp 515 miliar terserap di sektor ritel. Dari jumlah ini, Dianarta menegaskan sebanyak 64,4 persen di sektor mikro terdampak, karena nasabah peminjamnya harus mengungsi menyelamatkan diri. Sedangkan, di sektor ritel yang terdampak hanya 28,71 persen dari portofolio kredit ritel. “Jumlah ini terus mengalami perubahan sesuai dengan update data terbaru dari lapangan,” kata Dianarta.
Untuk memberikan kebijakan terhadap nasabah peminjam yang kreditnya terdampak ini, pihaknya sebagai lembaga perbankan masih menunggu petunjuk lebih jauh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seperti apapun nanti turunnya petunjuk dari OJK, pihaknya mengaku tinggal menjalankannya saja.
Tetapi, sebagai upaya dari internal perbankan sebagai BRI ini, pihaknya mengatakan sudah melakukan restrukturisasi kredit kepada nasabah yang benar-benar terdampak. Restrukturisasi kredit juga dilakukan terhadap nasabah yang secara cash flow usahanya terganggu sambil menunggu pulihnya kondisi usahanya.
Sementara itu, kalangan pengusaha kecil saat ini juga menanti kebijakan OJK. Salah satu pengusaha kecil Gusti Gariada, mengatakan pengajuan keringanan kepada bank terhadap kredit, terutama untuk para pengusaha kecil yang tergabung dalam Hipkar (Himpunan Pengusaha Karangasem) sudah dilakukan. Pertama, menyiapkan berbagai surat izin usaha (SIUP, TDP, NPWP) dan lainnya, untuk mendapatkan menjadi anggota Kadin. Ini untuk mendapatkan rekomendasi Kadin.
Selanjutnya, masing-masing pengusaha, membuat proposal pengajuan keringanan kredit kepada OJK. “UMKM Debitur bank sudah dipersilahkan menyampaikan surat permohonan ke OJK dengan di endorse oleh Kadin dan pemerintah daerah. Suratnya bisa langsung ke OJK,” kata pengusaha yang dikenal dengan rumah makan Kumendelnya ini. (Bagiarta/balipost)