MANGUPURA, BALIPOST.com – Bisnis periklanan di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Bahkan Indonesia adalah salah satu negara Asia yang paling berpotensi mengembangkan industri iklan terbesar di Asia.
Indonesia memiliki 8.000 brand yang aktif di pasar dan 400 perusahaan di bidang periklanan dengan sekitar Rp 120 triliun uang yang beredar di Industri setiap tahunnya. Indonesia untuk tahun 2017, menjadi penyelenggara kongres periklanan terbesar di Asia yaitu AdAsia 2017. Kongres yang digelar setiap dua tahun sekali oleh Asian Federation of Advertising Association (AFAA) ini dibuka secara resmi, Rabu (8/11).
Bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center. Kongres ini akan berlangsung selama tiga hari dari 8 hingga 10 November dengan menghadirkan lebih dari 30 pembicara kelas dunia salah satunya mantan Sekjen PBB dan penerima Nobel Perdamaian Dunia, Kofi Annan. Dengan mengambil tema “Globalizasian – Advancing New Possibilities” kongres ini sebagai media untuk mempelajari trend terbaru di industri periklanan dan menyorot berbagai studi kasus permasaran serta periklanan di wilayah Asia Pasifik.
Menurut Maya Watono selaku Kepala Hubungan International PPPI, melalui AdAsia pihaknya bisa mempromosikan Indonesia ke dunia Internasional termasuk kemajuan besar dalam industri periklanan di tanah air. “Acara ini merupakan ajang showcase untuk Indonesia baik dari sisi destinasi maupun bisnis. Kami gembira AdAsia diikuti sekitar 1500 peserta dari sekitar 16 negara,” ujarnya.
Sementara, Chairman Komite AdAsia, Harris Thajeb menambahkan, dalam kegiatan ini, bisa bersama-sama belajar lebih banyak tentang inovasi terkini dan perkembangan di masa depan. “Penyelenggaraan AdAsia ini tidak lepas dari dukungan semua pihak yang terlibat dan kami berharap untuk bisa mendukung setiap individu dan korporasi dalam industri ini,” harapnya.
AdAsia Bali 2017 merupakan konferensi marketing paling bergengsi yang selalu menjadi ajang untuk memperoleh ilmu dari para pakar bisnis marketing, sekaligus membangun network dengan para praktisi bisnis lokal maupun mancanegara. (Yudi Karnaedi/balipost)