Tenda pengungsi di Ulakan sudah tidak ditempati pengungsi. (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Para pengungsi di Lapangan Ulakan, Kecamatan Manggis, sudah pulang ke rumahnya. Seluruh tenda-tenda pengungsian pun sudah kosong. Khawatir tenda pengungsian disalahgunakan, warga setempat meminta tenda-tenda itu sebaiknya segera dibongkar.

Perbekel Desa Ulakan, Nengah Dipta, dihubungi Rabu (8/11), mengatakan pascaditinggal pengungsi, dia sendiri bingung tenda-tenda ini akan dibongkar atau tidak. Sebab, belum ada pemberitahuan atau instruksi lanjutan dari BNPB atau BPBD di dalam Satgas. “Saya sendiri masih bingung,” kata Nengah Dipta.

Dia mengaku sedang berkoordinasi dengan pihak terkait. Apakah akan dibongkar atau dibiarkan saja dulu, karena situasi aktivitas vulkanik Gunung Agung juga masih fluktuaktif. Tetapi, menurutnya, tenda-tenda pengungsi sebaiknya dibongkar. Dia sendiri mengaku khawatir, tenda-tenda pengungsian yang sudah kosong ini disalahgunakan pria hidung belang atau ABG yang sedang dimabuk asmara. Sebab, kalau sudah ditinggal pengungsi, tidak mungkin melakukan pengawasan lagi di lokasi saat malam hari. “Terjadi sih belum, tetapi antisipasi saja. Biar tenda-tenda ini tidak dipakai tempat mesum,” ujarnya.

Baca juga:  "Jabali Crossing" Ditolak, PLN Tanyakan Alasannya

Lapangan Ulakan sendiri sudah nol pengungsi, karena seluruh pengungsinya sudah pulang. Bahkan, satu kelompok pengungsi 31 KK dari Desa Bhuana Giri juga meminta pulang paksa, pada 6 Nopember lalu.

Padahal, Bhuana Giri ini sebagian besar wilayahnya masuk wilayah KRB III yang wilayahnya di radius 6 km perluasan sektoral 7,5 km. Mereka naik truk dan bergegas pulang ke rumahnya. Padahal, truk itu dipesan untuk mengangkut warga di luar radius 6 km sektoral 7,5 km.

Baca juga:  Pelaku Pariwisata Yakinkan Wisatawan Aman Kunjungi Bali

Sebagai perbekel, Nengah Dipta bersama perangkat desanya sendiri mengaku tidak bisa melarang. Terlebih, mereka kembali ke rumah tanpa pamitan.

Melihat situasi ini, dia sendiri bersama Kapolsek Manggis, berinisiatif akan mendatangi Perbekel Desa Bhuana Giri, Nengah Mudu. Pihaknya ingin menegaskan, bahwa warga Desa Bhuana Giri pulang paksa, bukan atas arahan pihak Desa Ulakan. Ini nantinya akan dibuatkan surat pernyataan, agar ke depan Desa Ulakan sebagai penerima pengungsi tidak disalahkan.

Baca juga:  Ranperda APBD 2023 Disetujui, DPRD Bali Apresiasi Kecerdasan dan Keberanian Gubernur Koster

Saat ini masih ada 65 warga Desa Bhuana Giri yang bertahan di Desa Ulakan, diarahkan ke Kantor Perbekel setempat untuk memudahkan penjagaan dan pelayanan dari relawan. Logistik juga masih tersedia, cukup untuk dua minggu ke depan.

Sebelumnya, Desa Ulakan menampung sekitar 1.424 orang pengungsi. Sebanyak 465 orang di antaranya dulu berada di Lapangan Ulakan. Sedangkan sisanya diarahkan di beberapa bale banjar setempat. Sejak status Gunung Agung turun menjadi siaga, mereka pulang kampung secara bergelombang. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *