DENPASAR, BALIPOST.com – Cuaca panas dan terik melanda Bali. Panasnya cuaca beberapa hari belakangan ini disebut BMKG sebagai fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi setiap tahunnya. Terutama terjadi pada pada bulan-bulan puncak musim kemarau dan musim peralihan.
Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, Sujabar, menjelaskan cuaca panas dan terik pada November ini disebabkan karena musim peralihan/transisi dari musim kemarau menuju musim hujan. Selain itu, faktor lain penyebab cuaca panas dan terik yaitu adanya gerak semu matahari yang saat ini masih berada di sekitar garis khatulistiwa, yang puncaknya terjadi pada 22 dan 23 September lalu (matahari tepat berada di atas garis Khatulistiwa). Radiasi matahari yang masuk ke bumi cukup optimum.
Hal ini ditandai dengan hasil monitoring suhu udara maksimum berkisar antara 34.0 – 37.5 °C (masih dalam kisaran normal suhu maksimum yang pernah terjadi berdasarkan data klimatologis 30 tahun antara 34.0 – 37.5 °C). Suhu rata-rata di Bali saat ini berkisar antara 23-34 °C. “Posisi Matahari sekarang masih berada sekitar garis khatulistiwa yang menyebabkan tekanan dibelahan Bumi Utara dan Selatan Khatulistiwa sama, sehingga suhu terasa panas,” ujar Sujabar, Kamis (9/11).
Selain itu, penyabab lainnya yaitu adanya aliran massa udara dingin dan kering yang bergerak dari Australia menuju wilayah Indonesia sebelah selatan khatulistiwa terutama di sekitar Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Kondisi ini ditandai dengan adanya kelembaban udara.
Sementara, prakiraan awal musim hujan 2017/2018 pada 15 Zona Musim (ZOM) di Bali diprakirakan umumnya berkisar pada November hingga Desember 2017 mendatang. Hal ini berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar. (Winatha/balipost)