SEMARAPURA, BALIPOST.com – Rencana pembangunan pelabuhan segi tiga emas di Banjar Sampalan Desa Batununggul, Nusa Penida terus dimantapkan Pemkab Klungkung. Prosesnya telah masuk pembahasan finalisasi Master Plan dan DED Penataan Pelabuhan Sampalan Nusa Penida, Kamis (9/11).
Bupati I Nyoman Suwirta menyoroti kapasitas penumpang pada bangunan yang dipaparkan konsultan. Salah satu konsultan dari Multi Habitat yang hadir pada rapat itu, Ginanjar memaparkan pengembangan Pelabuhan Sampalan akan mampu menampung 8 speedboat sekali sandar. Lahan yang dihabiskan sekitar setengah hektar. Bangunan yang tersedia akan mampu menampung 300 penumpang. Ini juga dilengkapi parkir kendaraan yang cukup luas.
Bupati Suwirta terkesan kurang sependapat dengan kapitas bangunan tersebut. Hal itu terlihat dari adanya permintaan untuk melakukan peningkatan. Ini dipandang penting untuk menghadapi musim libur dan hari raya. “Saat ini jumlah penumpang sangat banyak di masing masing pelabuhan yang tersebar, apalagi ketika musim libur dan hari raya. Gedung yang disediakan harus memadai, nyaman bagi penumpang serta memiliki pemandangan indah menghadap kelaut,” ungkapnya.
Sesuai rencana, pengoperasian pelabuhan ini akan dikelola dengan gaya swasta. Melalui ini, manajemen dan pelayanan kepada pengguna digadang-gadang akan bisa lebih baik.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Klungkung, I Nyoman Sucitra menyatakan selain Sampalan, pelabuhan juga akan dibangun di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan dan Bias Munjul, Desa Lembongan. Studi kelayakan berlangsung tahun ini yang anggarannya bersumber dari APBD Perubahan. “Untuk di Sampalan, pembangunannya membutuhkan anggaran sekitar Rp 35 miliar. Jadinya untuk merealisasikan semua, sampai perlu Rp 100 miliaran,” sebutnya.
Mengingat anggarannya sangat fantastis, mantan Kasatpol PP Klungkung ini menyatakan pembangunannya sulit dituntaskan dalam kurun satu tahun. Namun harus bertahap. “Dananya sangat besar. Rencana tahun depan yang di Sampalan sudah bisa jalan. Ini dilaksanakan secara bertahap,” ungkapnya.
Pelabuhan itu nantinya untuk mendukung sektor pariwisata yang perkembangannya semakin pesat. Selain itu, pembangunannya yang terpola, akan mampu mempermudah pengamanan dan pemantauan. Kerusakan biota laut dipesisir pantai akibat banyak area pantai yang digunakan sebagai pelabuhan juga dapat diminimalisasi. (Sosiawan/balipost)