TABANAN, BALIPOST.com – Penyakit yang terjadi di Tabanan mulai bergeser ke penyakit non infeksi. Hal ini bisa dilihat dari data kunjungan di 20 puskesmas yang ada di Tabanan. Dari data tahun 2016 berdasarkan 10 penyakit terbanyak, hipertensi menduduki peringkat pertama.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Tabanan, I Made Supardiyadnya, mulai bergesernya penyakit yang didominasi oleh masyarakat diiringi oleh bergesernya gaya hidup. Hal ini menyebabkan tema peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 53 menekankan masyarakat untuk melakukan olah rohai, olah pikiran dan olah tubuh, katanya Jumat (10/11).
Selain itu, pemerintah saat ini menggalakan gerakan masyarakat sehat (germas) yang mengajak masyarakat untuk lebih banyak bergerak, memakan sayur dan buah serta memeriksa kesehatan secara rutin.
Mengenai hipertensi, lanjut Supardiyadnya, kebanyakan penyebabnya adalah gaya hidup yang tidak sehat mulai dari malas bergerak, kurang makan buah dan sayur sehingga kekurangan vitamin, mineral dan serat serta merokok dan kurang istirahat. Usia penderitanya pun saat ini menjadi lebih muda yaitu diusia 30 tahun.
Seseorang kata dia lebih berpotensi terkena hipertensi jika memiliki riwayat keturunan hipertensi, riwayat keturunan penyakit jantung maupun diabetes atau mengalami obesitas. Ia melanjutkan tekanan darah normal berada di batasan 110 hingga 120. Seseorang bisa mulai waspada jika tekanan darahnya di atas 120.
Untuk mendeteksi dini hipertensi, kata Supardiyadnya seharusnya masyarakat rutin melakukan pemeriksaan tensi dan cek darah. Hal inilah yang terus menerus digalakkan melalui germas. ‘’Kebanyakan masyarakat masih belum rutin untuk melakuka pemeriksaan kesehatan baik itu tensi maupun pemeriksaan darah sederhana seperti untuk mengetahui kolesterol, gula darah dan asam urat. Alasannya kebanyakan karena takut mengetahui ada penyakit dalam tubuhnya,’’ jelasnya.
Padahal jika dideteksi dini, penyakit non infeksi seperti hipertensi ini bisa dicegah hanya dengan menerapkan gaya hidup sehat. Akan lebih banyak mengeluarkan biaya, jika penyakit ini benar-benar diderita bahkan jika sampai menyebabkan komplikasi. ‘’Pencegahannya gampang. Hanya penerapan hidup sehat. Hal ini yang ditekankan dalam germas,’’ ujar Supardiyadnya. (wira sanjiwani/balipost)