Dandim Jembrana ketika mengunjungi veteran pejuang Wayan Kamer. (BP/kmb)
NEGARA, BALIPOST.com – Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Djefri Marsono Hakok, Senin (13/11) mengunjungi Veteran Pejuang Kemerdekaan RI. Veteran pejuang yang dikunjungi I Wayan Kamer (104) beserta istrinya Ni Wayan Wanter (100) di rumahnya di Dusun Pangkung Kua, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

“Kedatangan saya mewakili seluruh anggota TNI yang berdinas di wilayah Kabupaten Jembrana untuk mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas perjuangan bapak dan ibu,” jelas Dandim.

Menurut Dandim, kunjungan kerjanya ini masih dalam rangkaian Hari Pahlawan tahun ini dan dilakukannya sebagai upaya kegiatan silahturahmi dalam rangka tetap menjalin Tali Kasih dengan para Veteran yang telah berjuang demi membela negara dan bangsa.

Baca juga:  Gelar Ratas di Sanur, Presiden Bicarakan Dampak Erupsi Gunung Agung pada Pariwisata

Karena sebagai generasi sudah sepatutnya kita mengucapkan terima kasihnya kepada para Veteran, sebab beliau adalah merupakan pendahulu, para senior dan para pahlawan, hingga atas perjuangannyalah kita saat ini dapat menikmati kemerdekaan.

Kepada Veteran I Wayan Kamer, Dandim 1617/Jembrana juga menyempatkan memberikan sekedar bingkisan sembako diantaranya berupa beras, gula pasir, kopi, teh, minyak goreng dan ikan kaleng. Sementara itu, I Wayan Kamer beserta istri sebagai satu diantara Veteran yang ada di Kabupaten Jembrana sangat mengapresiasi kehadiran Dandim.

Baca juga:  Bahari Jadi Sumber Penciptaan Seni Arsitektur Bali

Menyambut kedatangan Dandim, Veteran pejuang kemerdekaan RI ini masih tampak semangat dalam menggaungkan keutuhan NKRI dan pekik kemerdekaan. Dimana kakek Kamer masih mampu mengingat perjuangannya ketika penjajahan Jepang dan Belanda dulu. Dengan pekik Merdeka, Kamer memulai ceritanya.

Kamer menceritakan saat muda dia bekerja sebagai petani. Begitu menerima informasi kedatangan penjajah Jepang, dengan penuh semangat dia bersama pemuda dari beberapa wilayah lain menggalang kekuatan bersatu padu melawan penjajah hingga Indonesia merdeka.

Baca juga:  Terkait Nyepi, Kodim “Mapping” Wilayah Rawan Bentrok

Kamer yang masih tampak sehat diusia 104 tahun ini kakinya patah dan harus dipasang pen karena sempat jatuh saat mandi di kali depan rumahnya. Kamer dan istrinya tinggal berdua di rumah namun setiap hari anak lelakinya membawakan makanan dan memasakkan mereka.

Kamer berharap masyarakat Indonesia tidak terpecah belah dan generasi muda tetap semangat mempertahankan keutuhan NKRI. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *