angin
Sejumlah warga saat mengecek bangunan di Bale di Pura Manik Corong Desa Pakraman Sumita yang roboh. (BP/nik)
GIANYAR, BALIPOST.com – Warga dikejutkan dengan angin puting beliung yang terjadi di desa Pakraman Sumita di Kecamatan Gianyar, Senin siang (13/11). Ironisnya angin menyerupai tornado ini merobohkan sebuah bangunan bale gong yang baru berdiri di Pura Manik Corong desa setempat. Akibatkan kejadiaan ini warga pun mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

Informasi dihimpun Senin siang sektiar pukul 13.00 wita Di Desa Pakraman Sumita memang sedang di landa hujan deras. Tanpa diduga kondisi ini juga diiringi dengan angin putting beliung. “ Karena hujan sangat lebat saya pun berteduh di kubu, tiba-tiba saja ada angin kencang yang terlihat memutar mutar di atas jaba pura,“ ujar Putu Suyadnyana (36) salah satu saksi mata.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Terbaru, Dari Usia 28 hingga 65 Tahun dan Mayoritas Tanpa Komorbid

Dikatakan saat kejadian, situasi di pura tersebut sedang sepi. Suyadnya juga melihat angin berputar, kemudian menyasar bangunan bale gong yang baru dua bulan lalu rampung dan belum di upacarai. “Saya lihat anginnya mutar lalu mengangkat atap bale gong. Setelah terangkat, atap langsung jatuh,” ujarnya.

Atap yang terangkat itu kemudian merobohkan tiang penyangga bale gong setinggi 6 meter dengan lebar 9×3 meter tersebut. Padahal menurut rencana, bangunan bale bengon itu hendak diupacarai pada Tumpek Landep mendatang. “Kira-kira anginnya yang mengangkat  atap bale sampai menjatuhkannya itu sampai 15 detik ada itu,” ujarnya.

Baca juga:  PPKM Diperpanjang, Level 3 di Jawa-Bali Tambah Dua Wilayah Aglomerasi

Atap yang roboh menimpa tembok pura, reruntuhan atap juga ada yang berserakan ke jalan. Sebagian besar atap roboh itu masih di atas lantai bale tersebut. Suyadnyana yang kaget tidak bisa berbuat banyak lantaran saat itu cuaca masih hujan lebat.

Selain menimpa bangunan bale gong, hujan lebat dan angin putting beliung juga mengakibatkan pohon tumbang dan beberapa penjor roboh. Setelah hujan berangsur gerimis, Suyadnyana langsung melaporkan kejadian itu kepada prajuru desa setempat.

Bendesa Pakraman Sumita, Gede Putra, menyatakan juga tidak bisa melawan kehendak alam. Ia pun mengaku sedih sebab bangunan tersebut baru rampung, sekitar tiga bulan memakai dana BKK dan urunan warga. Atas kejadian itu, pihaknya mengaku mengalami kerugian mencapai Rp 250 juta.

Baca juga:  Ini, Daerah Rawan Terjangan Angin Kencang di Jembrana

Dikatakan untuk membangun bale gong yang rusak ini, warga sudah urunan Rp 250 ribu per kepala keluarga (KK) dari 500 KK yang ada. “Setelah ini rencana kami akan renovasi kembali. Karena ada kaitanya dengan Tumpek Landep, kami juga akan melakukan karya mamungkah,” ucapnya.

Sementara Kepala BPBD Gianyar A.A. Gde Oka Digjaya mengaku sudha menerjunkan personil ke Desa Pakraman Sumita, untuk membantu proses reruntuhan bale di pura tersebut. “Personil sudah diterjunkan kesana, tidak ada korban jiwa dari kejadian ini,“ tandasnya. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *