JAKARTA, BALIPOST.com – Tahun 2018 benar-benar menjadi tahun pariwisata Indonesia. Sejumlah even pariwisata kelas dunia siap menyapa. Dari mulai Asian Games di Jakarta dan Palembang pada Agustus 2018, lalu IMF World Bank Group di Bali pada Oktober 2018. Dan yang terakhir, ada pameran bisnis Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) Business Event ASEAN di ICE BSD Tangerang pada 9-11 April 2018 mendatang.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuty mengatakan, pameran MICE/Busines Event ASEAN 2018 merupakan kali pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Selanjutnya penyelengaraan kegiatan ini akan bergilir di antara 10 negara anggota ASEAN.
“Ini merupakan peluang bagi Indonesia sebagai tuan rumah. Penyelenggara MICE/Busines Event ASEAN 2018 yang tentunya selain mendatangkan wisman, juga akan memberikan kesempatan bagi para sellers merebut peluang bisnis di bidang MICE atau busines event,” kata Esthy Reko Astuty di Jakarta (13/11).
Mengusung tema besar ‘Destin ASEAN plus; for meetings & events’, even itu nantinya akan diikuti 200 peserta (sellers). Buyersnya? Angkanya menembus 300 buyers internasional. Sementara dari Indonesia, jumlahnya mencapai 200 buyers potensial.
“Peningkatan kegiatan MICE dalam negeri ini telah menciptakan peluang pasar yang besar bagi para PCO di Tanah Air. Pangsa pasar di dalam negeri yang tumbuh besar menjadi kekuatan untuk memenangkan bisnis MICE global. Itu sebabnya Kemenpar ikut mendukung even ini,” paparnya.
Yang membuat wanita berkerudung itu makin happy, wisman yang mengikuti kegiatan MICE mempunyai pengeluaran di atas rata-rata. Umumnya 3-5 kali lebih tinggi dari wisatawan biasa. Dan biasanya, mereka datang dalam jumlah besar dan sangat berpeluang datang kembali sebagai repeater guest.
“Jangan lupa, MICE masuk dalam lima teratas atau top five contributors dalam mendatangkan wisman, selain wisata belanja dan kuliner; wisata heritage dan religi; wisata bahari; dan wisata olahraga,” katanya.
Terpisah, Ketua Penyelenggara sekaligus sebagai penggagas pameran Indra Sukirno mengatakan, ASEAN selain sebagai destinasi yang penuh pesona. Juga merupakan pasar yang sangat potensial. Bila digabungkan, jumlah penduduknya mencapai 600 juta. Bila ditambah dengan negara afiliasinya seperti Amerika, Tiongkok, dan India, ASEAN plus, angkanya bahkan enguasai 90 persen total populasi dunia.
“Potensi ini juga terlihat dalam kegiatan MICE/Busines Event. Dari 500 buyers yang diundang diperkirakan akan mendatangkan potensi bisnis minimal US$ 625 juta atau setara Rp 8,250 triliun dalam tiga tahun mendatang. Ini yang harus diperebutkan oleh destinasi di ASEAN dalam ajang pameran tersebut,” katanya.
Indra Sukirno menjelaskan, para peserta pameran adalah dari kalangan industri pariwisata dunia. Ada dari bidang hotel, cruise line, theme and recreational park, event organizers, destinastion management companies.
“Sedangkan para buyers terdapat dari kalangan eksekutif asosiasi, korporasi, perencana pertemuan, konsultan dan event organizer. Para sellers dan buyers ini akan bertemu dalam sesi ‘Pre-Scheduled-Appointments’, yaitu interaksi bisnis setiap 20 menit sekali yang dilakukan oleh peserta pameran dengan para pembeli,” katanya.
Lantas apa bedanya dengan event-event MICE biasanya? Soal ini, Indra punya jawabannya. Yang pertama, para pembeli didatangkan dari pasar internasional. Dan semuanya merupakan ‘hosted buyers’ yang khusus diundang setelah lolos praseleksi. Seleksinya pun ketat. Hanya yang masih aktif dan memiliki potensi bisnis dalam hingga 2021 yang bisa mengikuti pameran itu.
“Setelah itu, berbagai rangkaian acara menarik juga disiapkan. Dari mulai Golf Friendly Game, Marathon Meeting, One Day Conference, Investructure Business Forum, serta kegiatan edukatif, dan networking lainnya, semuanya siap menyapa tamu,” ujar Indra.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi gelaran event MICE kelas dunia ini. Menurutnya, berbagai event kelas dunia yang diselenggarakan di Indonesia menjadi momentum untuk mengenalkan destinasi kelas dunia yang ada di Indonesia.
“Ini kesempatan baik. Saatnya mengenalkan Wonderful Indonesia ke dunia. Semua pemangku kepentingan termasuk pariwisata harus terlibat. Melalui cara itu, Indonesia bisa memenangkan persaingan di kelas internasional dalam mendapatkan banyak wisman. Ketika bersatu, maka kita akan kuat dan memenangkan persaingan,” papar Arief Yahya. (kmb/balipost)