LINGGA, BALIPOST.com – Yang ingin ke Festival Gunung Daik di Lingga, 19-22 November 2017, sepertinya Anda bakal happy. Pemkab Lingga sudah menyiapkan panduan berwisatanya. Salah satunya, Air Terjun Resun di Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga.
Soal panoramanya? Jangan ditanya lagi. Dijamin Anda bakal berdecak kagum. Di sini Anda bisa menikmati sensasi segarnya air terjun lima tingkat. Kolam-kolamnya pun besar. Inilah yang membuat alirannya tak pernah berhenti meski musim kemarau.
“Masih belum percaya air terjun Resun indah? Googling aja deh, pasti terpukau,” Kata kadispar kabupaten Lingga, M Ishak, Senin (13/11).
Air terjun Resun memang ciamik. Air terjun yang satu ini mempunyai kemiringan 45 derajat sehingga air tidak langsung terjun ke dasar tetapi mengalir di dinding landasan. Beningnya air seolah mengajak setiap tamu yang datang untuk segera turun menikmati kesegarannya.”Semua masih sangat alami. Hutannya juga masih terjaga. Ini tempat yang pas untuk bersantai atau pun berselfie ria,” kata Ishak.
Air terjun Resun merupakan salah satu dari belasan air terjun di pulau Lingga. Pulau yang menawarkan berjuta pesona tersebut memang memiliki paket lengkap. Dari mulai pantai yang indah, terumbu karangnya yang eksotik, gunung dan hutan yang menantang, sampai budaya serta sejarahnya yang luar biasa, semua ada di sana.
Tak salah memang jika Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti sampai ikutan nimbrung. Menurutnya, Lingga memang wow banget. Destinasinya memiliki keindahan alam, budaya serta sejarah yang luar biasa. “Lingga itu paket all in one. Semua yang indah ada di sana. Apa lagi tanggal 19 – 22 November ini ada Festival Gunung Daik di Lingga. Itu waktu yang pas buat berkunjung ke sana” ujar Esthy.
Menpar Arief Yahya mengatakan Lingga punya atraksi yang bagus, untuk nature, adventure, dan juga budaya. Bagi anak-anak netizen, Lingga juga surga forografer dengan air terjun yang jernih di tengah hutan yang hijau asri.
Tentu tugas CEO atau bupati dan gubernurnya adalah membangun 3A agar berkelas dunia. Atraksi sudah kaya, tinggal bagaimana akses dan amenitasnya.
“Arahnya harus menuju Sustainable Tourism. Rumusnya ECE, environment, community dan economic. Environment harus dilestarikan, masyarakat atau community harus diberdayakan, ujungnya adalah kesejahteraan atau economic value,” paparnya.
Karena itu Menpar Arief Yahya sering menggunakan istilah “Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan. “Masyarakat harus happy, kalau tidak, itu akan tidak akan sustainable,” paparnya. (kmb/balipost)