SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pembangunan jalan lingkar Nusa Penida masih menjadi harapan Pemkab Klungkung untuk bisa terealisasi. Mendukung proyek yang digadang-gadang berimbas positif untuk masyarakat ini, akhir 2015 lalu telah dilaksanakan study larap (rencana tindakan pengadaan tanah dan permukiman). Namun, pascaitu gaungnya perlahan meredup. Usulan permohonan anggaran ke pemerintah pusat yang mencapai ratusan miliar rupiah juga tak kunjung mendapat tanggapan.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitan dan Pengembangan (Baperlitbang) Klungkung, I Wayan Wasta, Rabu (15/11) mengungkapkan rencana pembangunan jalan itu masih menjadi harapan besar pemkab untuk bisa terealisasi. Mendukung itu, pada 2015 sudah dilakukan kajian larap. Dinyatakan lahan yang dibebaskan mencapai 60 hektar dengan asumsi jalan yang dibangun sepanjang 30 kilomenter dengan lebar 20 meter yang melintasi Desa Sakti, Bungamekar, Batumadeg, Batukandik dan Sekartaji.
Anggaran yang diperlukan mencapai Rp 60 miliar dengan estimasi harga tanah Rp 10 juta per are. Selain itu, anggaran yang diperlukan untuk pembangunan fisik sebesar Rp 377,4 miliar. Angka ini sudah termasuk untuk mendukung perbaikan jalan eksisting yang panjangnya mencapai 30 kilometer. “Jadi anggaran untuk membangun jalan ini Rp 437,4 miliar,” ungkapnya didampingi Kabid Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Kewilayahan, Nyoman Sidang.
Pejabat dari Gianyar ini menyatakan bagi pemkab, anggaran pembangunan itu tergolong fantastis. Oleh sebab itu, diusulkan pemohonan adanya bantuan dari pemerintah pusat. Apalagi, kepulauan Nusa Penida masuk sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Namun, upaya yang dilakukan sejak 2016 itu tak kunjung mendapatkan tanggapan. “Mungkin karena banyak KSPN di Indonesia. Jadinya pemerintah pusat melihat skala prioritas. Untuk usulan pembangunan jalan ini kami sampaikan lagi pada 2018,” sebutnya.
Disampaikan pula, apabila suntikan anggaran dari pemerintah pusat sudah ada, maka akan dilanjukan dengan kajian appraisal untuk menentukan harga tanah. “Kalau sekarang harga tanah pada usulan masih seperti yang dipatok diawal. Kami belum bisa melakukan kajian appraisal. Ini baru berjalan kalau sudah ada jawaban (bantuan-red) dari pusat,” ungkap Wasta.
Pembangunan ini dipandang sangat penting untuk dilaksanakan. Salah satunya untuk mendukung sektor pariwisata yang semakin berkembang. Sementara itu, Perbekel Batumadeg, Made Mustika sangat mengharapkan jalan tersebut segera terealisasi. “Dengan jalan ini, sektor pariwisata akan semakin berkembang. Untuk di desa, ada air Terjun Tembeling. Saya dengar 2018 ada pembebasan lahan,” tandasnya. (sosiawan/balipost)