RSUP Sanglah
Gusti Agus Widiantara Putra. (BP/may)
DENPASAR, BALIPOST.com – Lagi-lagi, pasien mengeluh akan lamanya antrean kemoterapi di RSUP Sanglah. Antrean yang panjang ini tak lepas dari belum terlengkapinya rumah sakit daerah akan layanan kemoterapi. Sehingga pasien dari Provinsi Bali serta Indonesia Timur membeludak di RSUP Sanglah.

Gusti Agus Widiantara Putra (18) asal Desa Padang Kerta Lingkungan Kaler, Karangasem adalah pasien yang akan melakukan kemoterapi di RSUP Sanglah. Dua bulan lamanya ia menunggu untuk kemoterapi. Namun belum juga mendapat giliran.

Baca juga:  70 Persen Pasien Kanker Payudara Tak Terselamatkan

Pada lutut kanannya, tumbuh benjolan kecil yang lama kelamaan membesar. Selain antrean yang panjang, pihak rumah sakit juga mengatakan sebelumnya bahwa obat kemoterapi kosong. Hal itu membuat Gusti Ngurah Putra (42), ayah Widiantara tak kuasa melihat anaknya mengerang kesakitan. Setiap malam merasakan nyeri, ngilu, perih yang tak tertahankan. “Sampai-sampai dia tidak bisa tidur. Saya juga tidak bisa tidur karena tak tega melihat anak saya seperti itu,” tuturnya Rabu (15/11).

Baca juga:  Renovasi Pertokoan Suci Dirancang Swadaya

Gusti Ngurah Putra terpaksa membawa anaknya ke RSUD Karangasem untuk dirawat inap. Semula, sebagai penahan rasa sakit, RSUP Sanglah memberikan obat. Namun diakui obat tersebut tak mempan. Begitu ditangani RSUD Karangasem, obat yang diberikan sama. Maka dari itu ia meminta agar diberikan obat yang lebih paten. Dokter akhirnya memberikan infus dengan obat penahan rasa sakit. Itu cukup mengurangi jeritan anaknya.

“Akhirnya sekarang dirawat inap di RSUD Karangasem. Karena kalau di Sanglah, disuruh rawat jalan. Saya dari Karangasem, jauh jika mesti bolak-balik. Saya juga tidak bisa melihat anak saya kesakitan terus,” pungkasnya. Hampir dua bulan dia menunggu antrean kemoterapi. Dari semula ke rumah sakit hanya berupa benjolan kecil, sekarang benjolannya sudah membesar dan menjalar ke bawah lutut.

Baca juga:  Asalkan Syarat Ini Dipenuhi, Penderita Kanker Bisa Sembuh

Satu harapannya, agar anaknya cepat mendapat penanganan berupa kemoterapi. Ketidakpastian akan kapan dikemo juga membuatnya harap-harap cemas. Ia berharap pihak RSUP Sanglah memberikan kepastian penanganan terhadap anaknya.(citta maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *