SINGARAJA, BALIPOST.com – Keberadaan depo penimbunan pasir di Dusun Benben, Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula belakangan mulai menimbulkan gangguan lalulintas di wilayah tersebut. Warga sempat mengadukan dapat itu kepada aparat desa dan kecamatan. Bahkan, keluhan itu oleh Komisi I DPRD Buleleng dilakukan sidak ke lokasi depo, Kamis (16/11).
Dia bersama aparat desa dan kecamatan menemui pemilik depo Gede Mangku Sunarta. Tidak hanya diskusi dengan pemilik, rombongan tampak juga mengamati dari dekat aktifitas penimbunan pasir hingga lalu lalang truk pengangkut pasir dari Singaraja, Jembrana, Tabanan, dan beberapa sopir truk dasri daerah lain di Bali.
Dari pengamatannya, akibat aktifitas pengiriman dan penjualan pasir di depo, arus kendaraan Singaraja-Amlapura atau kerap kali terjadi kemacetan. Bahkan, karena laju truk lambat akibat muatan berat, sehingga rawan memicu terjadinya kecelakaan lalulintas (Lakalantas-red).
Anggota Komisi I DPRD Buleleng Dewa Putu Tjakra mengatakan, sejak adanya aktifitas depo pasir di Sambirenteng dirinya memang sering menerima keluhan masyarakat yang mengeluhkan bahwa terjadi kemacetan lalulintas. Menghindari keluhan itu memicu hal-hal yang tidak diinginkan di tengah masyarakat, pihaknya kemudian berkordinasi dengan aparat desa dan kecamatan.
Dari kordinasi itu, aparat desa bersama kecamatan telah memfasilitasi antara warga dengan pemilik depo untuk duduk bersama mencari jalan keluar persoalan yang ditimbulkan dari aktifitas depo. Upaya itu telah membuahan hasil di mana untuk menghindari kemacetan, pemilik depo sudah berkenan untuk menghentikan aktifitas usahanya di Sambirenteng.
Sebelum depo ditutup, pemilik meminta waktu agar diberikan waktu menghabiskan sampai semua stok pasir yang sudah terlanjur dikirim dari lokasi penambangan di Karangasem. Setelah stok pasir itu habis, pemilik sudah akan memindhakan lokasi depo-nya ke daerah Tianyar Barat, Kabupaten Karangasem.
“Tadinya memang ada keluhan warga dan ini perbekel desa bersama kecamatan sudah memfasilitasi para pihak ini. Sekarang situasi tetap kondusif dan harapan kami ini tetap dijaga jaga dan tidak ada lagi pengaduan terkait aktifitas depo pasir,” katanya.
Sementara itu, pemilik depo Gede Mangku Sunarta mengakui kalau akibat usahanya itu membuat arus lalulintas sering macet. Lalulintas krodit terjadi karena truk yang mengirim pasir atau material lain ke depo waktunya bersamaan pada saat truk yang akan membeli material. Dirinya pun akan mengatur untuk pengiriman dilakukan malam hari dan penjualan dari pagi hingga sore hari.
Akan tetapi, rencana itu batal dilakukan, karena dirinya berjanji memindhakan lokasi depo ke Tianyar Barat, Karangasem. Satu hektar lahan difungsikan untuk parkir truk yang akan membeli dan truk yang memasok material dari lokasi penambangan. Sementara dua hektar lagi digunakan untuk menimbun material.
“Kami sudah berkordinasi dengan aparat di sini dan depo ini akan saya pindah ke Tianyar Barat. Tapi selama kami membuka usaha di sini kordinasi sudah baik dengan perbekel atau kecamatan, dan sekarang kami pindah tetap melayani pembelian material dari Singaraja dan sekitarnya. (mudiarta/balipost)