MANGUPURA, BALIPOST.com – Ikatan alumni STP Nusa Dua Bali (Estepers) dan ikatan Estepers Executive Club (EEC) kembali menghadirkan agenda rutin tahunan yang ke-3 bertajuk Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2018. Temanya kali ini tentang “Leveraging Creativity Through Emotional Revolution in the Tourism Industry.”
Menurut Ketua Panitia, I Made Ramia Adnyana, SE, MM, CHA, Jumat (17/11), Indonesia Tourism Outlook 2018 merupakan sumbangsih berkelanjutan yang dipersembahkan oleh ikatan alumni STP Nusadua Bali, Estepers, dalam upaya untuk berkontribusi secara nyata dan aktif untuk mendukung program pemerintah, khususnya di bidang kepariwisataan yang telah ditetapkan sebagai sektor industri unggulan. Ia berharap tema yang diusung bisa menjawab tantangan multidimensi yang dihadapi di industri pariwisata.
“Oversupply, quality tourism, kemajuan teknologi informasi, persaingan harga serta strategi promosi kepariwisataan merupakan tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu kami hadirkan para pembicara yang memiliki relevansi kuat terhadap permasalahan-permasalahan tersebut sehingga dapat memberikan suatu overview yang tepat dan strategis kepada para peserta seminar dalam rangka penerapaan program kerja dan strategi bisnis di unitnya masing-masing,” jelasnya.
Ia menambahkan Bali sebagai trademark pariwisata Indonesia, sudah saatnya mulai fokus pada realisasi wacana ‘Pariwisata Budaya’ secara nyata dalam menjiwai strategi bisnis. “Karena kita telah menyadari bersama bahwa taksu pariwisata Bali terletak pada keragaman dan keunikan budaya yang kita miliki selain keindahan alam, peninggalan sejarah, keluhuran tradisi serta potensi lainnya,” ujarnya.
Pariwisata Budaya ini menuntut kreatifitas setiap insan pelaku pariwisata di Bali agar senantiasa menghargai, melestarikan dan menjadikannya unique selling point untuk bersaing dengan destinasi lainnya. Dengan room inventory mencapai 130.000 lebih, Bali merupakan penyedia akomodasi terbesar di Indonesia yaitu sekitar 65% dari sekitar dua ratus ribuan total room inventory secara nasional. Target kunjungan wisatawan asing sebesar 8 juta untuk Bali dan 20 juta secara nasional pada tahun 2019 mendatang merupakan hal yang tidak mungkin, jika saja sinergi antar seluruh stakeholder kepariwisataan ini dapat terjalin dengan baik menjadi kekuatan bersama dalam satu visi misi dan komitmen.
Dalam acara itu, mengemuka bahwa industri Pariwisata sebagai sektor unggulan dalam pembangunan nasional Republik Indonesia butuh penanganan dan pengelolaan yang lebih serius untuk memastikan manfaat dan positive impact-nya dapat dinikmati sebesar-besarnya demi kesejahteraan bangsa dan keberlangsungan pembangunan nasional secara menyeluruh. Dinamika yang semakin agresif di tengah persaingan bisnis antar unit usaha dan destinasi merupakan tantangan global yang membutuhkan pemikiran-pemikiran strategis para pemerhati, pengambil kebijakan, pelaku usaha serta para cendekiawan di bidang kepariwisataan untuk mampu memberikan solusi terbaik demi kemajuan bersama.
Hadir sebagai pembicara Prof. Dr. I Gde Pitana (Deputy Bidang Pemasaran Mancanegara, Kementerian Pariwisata Indonesia), Matt Gebbie (Director Asia Pacific, Howarth HTL), Faisal Basri, SE., M.A. (Pengamat ekonomi dan politik), dan Uun Setiwan (Vice President Garuda Indonesia – Asia Region). Materi yang dipaparkan oleh para keynote speakers merupakan integrated strategy yang sangat dibutuhkan para pelaku usaha pariwisata.
Indonesia Tourism Outlook 2018 diselenggarakan di Ayodya Resort Bali dan diikuti oleh lebih dari 230 peserta dari berbagai kalangan di industri kepariwisataan. Hadir pimpinan dan manajemen perhotelan, travel agencies, atraksi dan obyek wisata, akademisi, pengusaha, pemerintah dan lain-lainnya. Serta menampilkan moderator dari kalangan praktisi professional seperti Herry Erika Sedana, SE, I Nyoman Astama, SE., CHA dan I Nyoman Sarya, SE., MBA. (Diah Dewi/balipost)