SINGARAJA, BALIPOST.com – Tidak hanya spot foto selfie dengan latar belakang Danau Buyan – Tamblingan, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada punya puluhan air terjun. Akan tetapi di desa berhawa sejuk ini, puluhan air terjun itu belum tergarap.
Baru tiga lokasi air terjun yang mulai dikelola oleh kelompok masyarakat di desa setempat. Pemandangan alam puluhan lokasi air terjun ini kondisinya masih asli. Lokasi air terjun ini berada dalam kawasan hutan yang masih terjaga kelestariannya.
Tiga lokasi air terjun yang sudah dikelola kelompok masyarakat itu sekarang sudah diberinama, masing-masing Air Terjun Banyumala, Air Terjun Cinta, dan Air Terjun Puncak Manik. Mereka mempromosikan potensi ini dengan memanfaatkan jejaring media sosial (medsos) yang tren belakangan ini. Untuk akses masih mengandalkan jalan setapak dan belum didukung dengan fasilitas penunjang.
Perbekel Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada Wayan Gumiasa, Jumat (17/11) mengatakan, puluhan lokasi air terjun itu secara tidak sengaja ditemukan setelah adanya program pemerintah pusat menggulirkan program Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD). Sejak program itu berjalan, lokasi air terjun ini pun ditemukan dan perlahan mulai ditata dengan membuat jalan setapak tanpa menebang pohon di hutan desa.
Hanya saja, dari puluhan lokasi air terjun, baru beberapa saja bisa dibuatkan akses jalan setapak menyusuri hutan. Sementara masih banyak yang belum ditembus karena masih terganjal operasional dan kelompok masyarakat yang siap untuk mengelola. “Kalau jalan bisa kita buat dan tidak ada yang sampai menebang pohon. Cuma sekarang kami masih kesulitan kelompok masyarakat yang bisa mengembangkan, sehingga baru tiga lokasi saja dikelola dengan sederhana dan itu sudah mulai ada pengunjung,” katanya.
Untuk membantu pengembangan potensi wisata alam di desanya Gumiasa berharap Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng atau pihak ketiga lain untuk berpartisipasi mengoptimalkan seluruh potensi wisata alam yang ada. Apalagi, secara topografi wilayah Desa Wanagiri ini berada pada kawasan wisata Bedugul yang saban hari ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.
Ia optimis pengembangan obyek air terjun baru itu berpeluang untuk menarik minat pengunjung. Selain itu, keterlibatan instansi terkait dan pihak ketiga, juga akan memberikan dampak positif bagi perekonmian di desanya. “Kalau akses jalan tidak ada masalah karena dengan izin HPHD itu desa sudah diberikan hak mengelola. Bagaimana sekarang dukungan manejemen dan pemasaran termasuk promosi,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)