PURBALINGGA, BALIPOST.com – Pariwisata di Kabupaten Purbalingga akan semakin bergairah. Itu setelah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama dengan PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara, menandatangani nota kesepahaman (MoU).
Keduanya akan bekerja sama mengembangkan dan mengelola Bandara Panglima Jenderal Soedirman, Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, menjadi bandara komersial.
Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan di Ruang Cenderawasih, Hotel Bandara, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Asisten Logistik KASAU Marsekal Muda TNI Yadi Husyadi, Direktur Utama Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia Novie Riyanto, dan Bupati Purbalingga Tasdi, ikut menyaksikan penandatangan MoU itu.
“Rencananya pertengahan Desember 2017 bisa dilakukan groundbreaking. Dan kita berharap Desember 2018 sudah operasional. Kemungkinan, awal 2019 siap beroperasi semuanya,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Sabtu (18/11).
Efeknya nanti tidak akan hanya dirasakan masyarakat Kabupaten Purbalingga. Masyarakat daerah lain di sekitarnya seperti Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, dan Kebumen, juga bakal ikut merasakan dampak positifnya.
“Beberapa kabupaten di wilayah pantura juga akan diuntungkan, seperti Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes. Sektor pariwisata sudah pasti berkembang. Perekonomian juga akan meningkat,” tambahnya.
Terpisah, Direktur Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin memiliki rencana untuk pengembangan dan pengelolaan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga. Untuk pengembangan bandara tersebut, perseroan bakal menggelontorkan sekitar Rp320 miliar yang dimulai pada awal 2018 hingga 2019.
Awaluddin juga mengatakan perseroan berencana pengembangan landas pacu atau runway dari eksisting 850 m x 50 m menjadi 2.000 m x 45 m. Pembangunan terminal penumpang pesawat seluas 2.000 m2 guna mengakomodir penerbangan Boeing 737 series atau Bombardier serta melayani sekitar 200.000 penumpang per tahun.
“Kami telah memiliki sejumlah rencana pengembangan guna memaksimalkan potensi yang dimiliki Bandara Jenderal Besar Soedirman guna berperan dalam kemajuan Provinsi Jawa Tengah,” pungkasnya.
Mendengar ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikut sumringah. Menurutnya Bandara Jenderal Besar Soedirman, bisa menjadi trigger untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di daerah Jawa Tengah.
“Kalau sudah ada bandara pasti ada perpindahan orang dan barang. Dan jika ada pergerakan orang, maka akan ada pergerakan uang. Bila arahnya ke pariwisata, ini akan meningkatkan pendapatan per kapita, menaikkan devisa, dan menciptakan banyak lapangan kerja baru,” ungkapnya. (kmb/balipost)