JAKARTA, BALIPOST.com – Pelabuhan Merak perlu terus tingkatkan pelayanan untuk mengantisipasi persaingan global. “Dengan dinamika yang terjadi saat ini dimana persaingan global akan semakin ketat, perlu ada terobosan yang dilakukan dalam bidang penyeberangan. Peningkatan keselamatan dan pelayanan adalah suatu keharusan,” kata Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi saat melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Merak, Minggu (19/11).

Pada kunjungan kerja ini, Dirjen Budi juga memberi perhatian pada konektivitas antar moda pada pelabuhan Merak. Ia mengatakan pemerintah sudah merencanakan membangun tol Trans Sumatera dimana ujungnya akan ada di Bakauheni. “Kita harus sudah mengantisipasi agar ke depannya tidak terjadi penumpukan kendaraan (bottle neck). Masyarakat selalu menginginkan kemudahan dan kenyamanan. Tugas kita untuk mewujudkan itu,” ujarnya.

Baca juga:  Kemenhub Respons Serius "Air Connectivity" Kemenpar

Oleh karenanya, ia mengapresiasi PT. ASDP yang telah melakukan benchmarking ke negara-negara yang telah maju moda penyeberangannya seperti Hongkong, Taiwan untuk kemudian diterapkan di Dermaga 6 Eksekutif. Lebih lanjut Dirjen Budi menyampaikan akan mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi lain sehingga konektivitas di Pelabuhan Merak dapat terwujud dengan lebih sempurna.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. ASDP Faik Fahmi menyampaikan ada beberapa hal yang menjadi catatan dalam meningkatkan pelayanan pada Pelabuhan Merak. Beberapa kelemahan pelayanan itu antara lain tidak adanya kepastian jadwal, jumlah kapal yang beroperasi berjumlah 60 kapal serta jumlah dermaga yang terbatas.

Baca juga:  Promotor Lomba MotoGP Tinjau Bandara International Lombok

Menanggapi hal tersebut, Dirjen Budi menyampaikan bahwa terkait jumlah kapal yang beroperasi di Merak maka Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat sudah melakukan pembahasan agar di tahun 2018 jumlah kapal yang beroperasi akan di tata. “Akan ada pengurangan jumlah kapal di tahun depan, salah satu kriteria yang kita minta adalah berat dibawah 5.000 GT akan dilarang untuk beroperasi di Merak Banten dan sedang kita rencanakan pengalihan operasinya. Hal ini juga untuk mewujudkan target yang dicanangkan Presiden Jokowi agar waktu tempuh bisa lebih cepat, yg saat ini sdh ada perubahan sailing time yaitu 2 jam akan kita upayakan sailing time menjadi  1 jam 30 menit dengan kecepatan rata-rata 10 knot,” pungkas Dirjen Budi.

Baca juga:  Kereta Otonom Akan Menjadi Transportasi Saat Sidang Kabinet di IKN

Dalam kunjungan kerja kali ini, Dirjen Budi juga di dampingi Direktur Prasarana Ditjen Perhubungan Darat J.E. Wahjuningrum, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Banten Johnny Siagian, Direktur Utama PT. ASDP Faik Fahmi, Direktur Pelayanan dan Fasilitas PT. ASDP Christine Hutabarat, Ketua DPC Merak GAPASDAP Togar Napitupulu, Ketua DPC INFA Merak-Bakauheni Hasir. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *