JAKARTA, BALIPOST.com – Festival Budaya Anak Bangsa (FBA) IX yang digelar 18-20 November 2017 semakin menginternasional. Festival yang diselenggarakan untuk merayakan Hari Anak Se-Dunia ini, tidak hanya diikuti oleh anak-anak dari Indonesia, melainkan juga ada penampil dari Malaysia dan Singapura.
Sebagai event Menpar Arief Yahya mengkategorikan sebagai manmade, yang menyumbangkan 5% dari pariwisata Indonesia. Tetapi event ini bertema budaya, yang merupakan 60% alasan orang datang ke Indonesia. “Bagus, ini akan memperkenalkan budaya Indonesia di negara tetangga melalui kolaborasi antarbudaya,” jelas Menpar Arief Yahya.?
Rangkaian kegiatan yang digelar di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta ini berisi pertunjukan tari, musik, Teater, workshop menulis, petualangan budaya, lomba melukis dan bazaar. “Kegiatan yang cocok untuk acara liburan keluarga. Yang mau berakhir pekan lebih edukatif silakan hadir di Teater Kecil,” ujar Produser Acara Oetari Noor Permadi dari Mekar Pribadi.
Mantan penyiar TVRI ini menguraikan, hingga pelaksanaan yang ke-9, FBA terus berupaya menampilkan kekayaan budaya tanah air dan menerima tamu budaya mancanegara. “Jadi semacam diplomasi budaya. Agar terjadi dialog budaya, pemahaman budaya dalam diri anak-anak. Anak-anak juga harus tahu bahwa budaya tradisi kita itu luar biasa. FBA salah satu upaya untuk itu,” tambah alumni HI UGM ini.
Oetari menegaskan pihaknya ingin berpartisipasi dalam diplomasi budaya. “Mengapa kami pilih seni dan budaya, karena ini jalan yang bagi kebanyakan orang menggembirakan hati,” kata Oetari.
Hadirnya delegasi seni dari Malaysia dan Singapura juga membuktikan betapa kekuatan budaya kita sangat menarik. Keikutsertaan duta seni Malaysia dan Singapura itu juga bukti bahwa festival yang ditujukan untuk mempromosikan budaya Indonesia ke luar negeri ini cukup berhasil. Karena itu, pertunjukkan seni dan budaya akan menampilkan para penampil dari Malaysia, Singapura, dan murid-murid dari sejumlah sekolah asing di Jakarta.
Oetari Noor Permadi menambahkan, hingga saat ini sudah tercatat 250 anak yang akan terlibat. “Mereka akan menampilkan berbagai pertunjukkan seni dan budaya seperti teater, tari, musik, wushu, dan lukis,” katanya.
Festival kali dengan tema, “Kampungku yang Permai”. Festival diselenggarakan untuk merayakan Hari Anak se-Dunia yang jatuh setiap 20 November. Selama ini, Indonesia hanya merayakan Hari Anak Nasional setiap 23 Juli.
“Kami merayakan Hari Anak se-Dunia karena di mana pun anak-anak berada saat ini mereka terhubung secara global melalui berbagai perangkat elektronik. Hal itu kita sadari membawa banyak dampak baik sekaligus buruk,” tuturnya.
Karena itu, di tengah terpaan budaya populer dari luar, Festival Budaya Anak Bangsa ditujukan untuk meningkatkan kecintaan anak-anak terhadap budaya Indonesia. “Bila mereka bisa mencintai budaya Indonesia, mereka akan bisa menyaring budaya asing yang masuk dari luar,” ujar Oetari.
“Cindelaras”, cerita Panji asal Jawa Timur yang masuk dalam dalam warisan UNESCO sebagai Memory of the World atau MOW menjadi cerita utama dalam FBA. Cerita berlatar zaman Kediri (1104-1222) ini sendiri juga mengalami anakronisme, yakni mencampurkan latar belakang Singasari (1222-1293).
Sulit untuk memaparkan cerita Panji, karena banyaknya versi yang terus ditulis tiap zamannya maupun satu wilayah ke wilayah lain. Belakangan diketahui terdapat delapan versi tentang cerita Panji.
Kisah Petualangan Cindelaras, anak yang dibesarkan Ibundanya di tengah hutan. Ia tumbuh menjadi pemberani dan penyayang, sehingga bersahabat dengan penghuni hutan. Salah satunya, seekor Ayam Jago yang tak terkalahkan.
“Ketika tahu ibu dan ayahnya adalah Permaisuri dan Raja, yang terpisah karena fitnah Selir Geliga, Cindelaras mencari ayahnya. Nah, dalam pentas FBA hari Minggu (19/11), pencarian ini digambarkan hingga Meksiko, Malaysia dan Singapura,” cerita Oetari sembari menambahkan hal ini dilakukan karena ada penampil dari SDN 05 Meksiko, dan duta seni Malaysia dan Singapura.
Rangkaian kegiatan FBA IX dimulai Sabtu (18/11). Bertempat di Plaza TIM pukul 14.00 – 16.00 Kumpul Bocah Ceria yang menghadirkan Sanggar Fis Art, Ulujami & PAUD. Kemudian dilanjut dengan Paman Gerry & Teman Cerita Peduli Alzheimer pukul 16.00-18.00.
Kemudian pada Minggu (19/11) dimulai pada 08.00 – 15.00 ada Lomba Menggambar TK- SMP bertempat di Lobby Teater Kecil. Di saat yang sama ada Pentas Spontan. Kemudian bertempat di Auditorium digelar Pertunjukan Cerita Panji Cindelaras pada pukul 12.00 – 17.00.
Hari Senin (20/11) bertempat di Lobby Teater Kecil digelar Workshop Tari Yospan dan Creative Writing Workshop mulai jam 08.00. Sedangkan di Auditorium digelar pertunjukan Tari Cilinaya, Lestari Ayubulan pada pukul 09.00.
Diungkapkan lebih detil, karya pendek “Tari Cindelaras” karya Bathara Saverigadi Dewandoro dengan Penata Busana; Yani W akan mengawali drama tari kolaborasi 11 sanggar ini. Karya tari tersebut terinspirasi dari cerita Panji Cindelaras, yang naskahnya dibuat oleh Bob Mangunwidjaja, dan didukung dengan Pemusik; Dedek Wahyudi.
Pementasan Cindelaras dalam FBA ini diutradarai Suryandoro dan Siti Artati. Sedangkan Pengarah Acara; Anto Suhartono dan Produser ; Oetari Noor Permadi (Ketua Yayasan Mekar Pribadi).
Jadi, jika mau liburan keluarga akhir pekan ini, silakan datang ke Teater Kecil Taman Ismail Marzuki Jakarta. (kmb/balipost)