nusa penida
Ilustrasi. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Memasuki masa peralihan dari kemarau ke hujan, ancaman demam berdarah dengue (DBD) semakin besar. Karena itu, semua pihak diharapkan lebih intensif untuk melakukan pencegahan penularan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk itu.

Terlebih, sampai saat ini semua desa di Denpasar masih dinyatakan endemis DBD, meski telah terjadi penurunan kasus pada periode yang sama pada 2017 dibandingkan 2016 lalu. Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini, Minggu (19/11).

Baca juga:  Bakteri Ini Dikembangkan untuk Atasi DBD

Menurutnya, hasil evaluasi kasus DBD dari Januari sampai Oktober 2017 terdapat 910 kasus atau angka kejadian/insidens rate (IR) sebanyak 99,53 per 100.000 penduduk. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2016 pada periode yang sama. Saat itu terjadi sebanyak 2.339 kasus dengan IR 356,20 per 100.000 penduduk. Tahun itu, terjadi angka kematian sebanyak (CFR) sebanyak 0,72 persen dengan total kematian 17 orang.

Dikatakan, bila dilihat per kecamatan, Denpasar Barat masih cukup tinggi kasusnya. Saat ini masih terdapat 338 kasus atau IR 127,79 per 100.000 peduduk. Di kecamatan ini juga terjadi satu orang meninggal dunia. Disusul Denpasar Selatan dengan 285 kasus, Denpasar Timur sebanyak 162 kasus dan terendah Denpasar Utara 125 kasus.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Meroket, Stok Oksigen Dipantau

Di sisi lain, melihat masih banyaknya kasus DBD di Denpasar, Wali Kota I.B.Rai Dharmawijaya Mantra berharap masyarakat dapat meningkatkan peran para jumantik yang telah ada di semua banjar. Bahkan, ke depan pihaknya akan merancang smart jumantik agar bisa lebih maksimal dalam mencegah dan meminimalisasi kasus DBD.

Dikatakan, saat ini terdapat jumantik mandiri mencapai 44.173 orang atau setara dengan 10 persen dari jumlah penduduk Kota Denpasar. “Bila ini dapat ditingkatkan, maka saya yakin kasus DBD bisa dikurangi lagi,” ujar Rai Mantra.

Baca juga:  WFH Solusi Antisipasi Dampak Buruk Arus Balik

Ditambahkan, penyakit DBD telah menjadi masalah nasional karena jumlah penderita cukup tinggi dan dapat menimbulkan keresahan masyarakat di perkotaan, termasuk juga Denpasar. Bahkan, di Denpasar kasus BDB sudah termasuk endemis, karena dalam tiga tahun selalu ada kasusnya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *