BANYUWANGI, BALIPOST.com – Musim hujan membuat PT Kereta Api Indonesia (KAI) siaga. Salah satunya, mengantisipasi jalur pengunungan Banyuwangi-Jember yang rawan longsor dan banjir. Tercatat 28 titik rel kereta api (KA) yang rawan bencana alam ini.
“Kita siapkan petugas khusus di 28 titik rawan bencana. Termasuk alat material untuk antisipasi banjir dan longsor,” kata Humas PT KAI Daop 9 Jember, Luqman Arief, Selasa (21/11).
Menurutnya, antisipasi ini juga menyambut musim libur Natal dan tahun baru (Nataru). Ada tujuh tim yang ditempatkan di tujuh stasiun KA mulai Banyuwangi hingga Probolinggo.
Luqman menambahkan, selain jalur rawan longsor, terdapat 39 lintasan KA liar tanpa palang pintu dan petugas. Sehingga, pihaknya bersama Pemkab menempatkan 78 petugas di lintasan liar. “Ini khusus selama libur Nataru,” jelasnya.
Meskipun jumlah petugas jaga perlintasan ditingkatkan, pihaknya mengimbau ke pengguna jalan tetap mematuhi rambu-rambu di pelintasan liar. Apalagi, jika terjadi kecelakaan atau tertabrak, KA tetap tidak bisa disalahkan. Sebab, sesuai UU No. 22/2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) perjalanan KA tetap menjadi prioritas di jalur yang bersinggungan dengan jalan raya.
Mengantisipasi lonjakan penumpang selama libur Nataru, KAI Jember menyiapkan gerbong dan lokomotif cadangan. Gerbong cadangan disiapkan sedikitnya 15 unit, sedangkan lokomotif cadangan sebanyak 2 unit.
Penambahan gerbong dan lokomotif cadangan ini berlaku selama 17 hari. Mulai 22 Desember 2017 hingga 7 Januari 2018. Meski terjadi lonjakan penumpang, tarif kereta api (KA) tetap menggunakan standar lama.
Selama libur Nataru, kata Luqman, pihaknya menyiapkan 10 unit lokomotif, ditambah cadangan. Sedangkan tempat duduk sebanyak 5.692 unit, terdiri dari 3.148 KA jarang menengah dan jauh, serta 2.544 tempat duduk KA lokal. Jumlah tempat duduk ini dilayani 69 unit rangkaian kereta ditambah cadangan. Selain jumlah cadangan tersebut, pihaknya akan menambah kereta kelas ekonomi berkapasitas 106 tempat duduk di KA Mutiara Timur jurusan Banyuwangi-Surabaya. (Budi Wiriyanto/balipost)