abu vulkanik
Asap keluar dari kawah Gunung Agung. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Letusan yang terjadi di puncak Gunung Agung, berpotensi adanya bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia. Untuk itu, seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar Gunung Agung maupun di Pulau Bali, segera menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipasi potensi bahaya abu vulkanik.

Hal itu salah satu poin rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Selain siaga masker, ada sejumlah rekomendasi lainnya yang juga disampaikan, diantaranya masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah dan di seluruh area di dalam radius 6 km dari Kawah Puncak Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan- Baratdaya sejauh 7.5 km. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.

Baca juga:  Naik Ratusan Persen Dibanding Bulan Sebelumnya, Wisman ke Bali Didominasi Negara Ini

Kemudian, jika erupsi terjadi maka potensi bahaya lain yang dapat terjadi adalah terjadinya hujan abu lebat yang melanda seluruh Zona Perkiraan Bahaya. Hujan abu lebat juga dapat meluas dampaknya ke luar Zona Perkiraan Bahaya bergantung pada arah dan kecepatan angin.

Pada saat rekomendasi ini diturunkan, angin bertiup dominan ke arah Selatan-Tenggara. Oleh karena itu, diharapkan agar hal ini dapat diantisipasi sejak dini terutama dalam menentukan lokasi pengungsian.

Baca juga:  Disbud Ajak Seniman Ngayah Menghibur Pengungsi Gunung Agung

Kepada pemerintah Daerah beserta jajarannya maupun BNPB agar segera membantu dalam membangun jaringan komunikasi melalui telepon seluler (Grup WhatsApp) maupun komunikasi melalui radio terintegrasi untuk mengatasi keterbatasan sinyal telepon seluler di antara pihak-pihak terkait mitigasi bencana letusan Gunung Agung. Diharapkan agar proses diseminasi informasi yang rutin dan cepat dapat terselenggara dengan baik.

Selanjutnya, seluruh pemangku kepentingan di sektor penerbangan agar terus mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Agung secara rutin karena data pengamatan dapat secara cepat berubah sehingga upaya-upaya preventif untuk menjamin keselamatan udara dapat dilakukan.

Baca juga:  Tak Cuma Bali, Nasional Juga Cetak Rekor Baru Tambahan Harian Kasus COVID-19

Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Bali, tidak menyebarkan berita bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Agung yang tidak jelas sumbernya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, BNPB, BPBD Provinsi Bali dan BPBD Kabupaten Karangasem dalam memberikan informasi tentang aktivitas G. Agung.

Selain itu, partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan dengan melaporkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan aktivitas G. Agung melalui fitur Lapor Bencana. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation). (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *