Seorang petugas tengah mengamati grafik seismograf Gunung Agung di Pos Pemantauan PVMBG Rendang, Rabu (22/11). (BP/eka)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Alat seismograf yang ada di posko pemantauan Gunung Agung masih terus merekam terjadinya gempa tremor. Pada Rabu (22/11), alat tersebut merekam gempa tremor yang lamanya mencapai 5 jam.

Menurut Kabid Mitigasi Gunung Api, Gede Suantika, gempa tremor yang terekam itu amplitudonya masih kecil. “Gempa tremor menerus terjadi selama lima jam. Namun amplitudonya masih kecil,” jelas Suartika.

Ia mengaku perekemanan kegempaan di Gunung Agung sangat terganggu dengan aktivitas galian C di Kubu. Ia pun meminta Galian C yang berada di radius 6 kilometer dengan perluasan sektoral 1,5 kilometer supaya tidak lagi beraktivitas.

Baca juga:  Paguyuban Pedagang Pasar Melaya Datangi Kantor Dewan

Dijelaskan aktivitas Galian C di Kubu memang sangat mempengaruhi untuk menganalisis gempa yang sesungguhnya yang dihasilkan oleh Gunung Agung. Sebab, dengan adanya aktivitas Galian C ini, antara kegempaan yang benar terjadi di gunung dan getaran dari galian C menjadi menumpuk. “Jadi untuk menganalisis antara gempa yang dihasilkan gunung dan getaran dari galian, kita harus menunggu waktu istirahat atau di tengah malam ketika mereka tidak beraktivitas. Jadi kita masih analisis apakah gempa tremor dari gunung atau tidak,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Hampir Dua Pekan, Korban Jiwa COVID-19 Bali Bertambah 2 Digit
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *