SINGARAJA, BALIPOST.com – Pengadaan seragam pramuka di SMPN 2 Sawan mendapat sorotan dari sejumlah orangtua (ortu) siswa. Karena adanya keluhan dari ortu siswa, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng melakukan penelusuran.
Menurut Kepala Disdikpora Gede Suyasa, Kamis (23/11), pengadaan seragam itu telah melalui regulasi dan tidak ditemukan permasalahan keuangan dalam proses pengadaannya. Sebaliknya, fakta yang ditemukan adalah masih ada siswa yang belum melunasi pembelian seragam, sehingga pihak konveksi belum mengerjakan pesanan seragam yang terdiri dari celana pendek dan rok.
Suyasa mengatakan berdasarkan laporan tim yang melakukan penelusuran, orangtua siswa kesulitan informasi mencari konveksi, sehingga mereka meminta sekolah memfasilitasi. Setelah pihak konveksi datang ke sekolah, pemesanan seragam itu disepakati dengan salah satu konveksi di Buleleng.
Pihak oangtua siswa meminta bantuan sekolah untuk mengkoordinir mengumpulkan uang pembayaran seragam yang kemudian disetorkan kepada pihak konveksi. Sebenarnya, bendahara sekolah saat itu menolak mengkoordinir pembayaran seragam, namun karena orangtua siswa ngotot agar difasilitasi, siswa pun membayar pembelian seragam melalui bendahara sekolah.Berdasarkan data yang diterima tim Disdikpora, tercatat 335 siswa kelas VII membeli seragam seharga Rp 350.000. Total dana yang terkumpul Rp 199 juta.
Namun, tim juga menemukan dari ratusan siswa kelas VII itu, masih ada yang belum melunasi pemesanan seragam. Karena belum lunas, pihak konveksi belum mengerjakan pesananan seragam tersebut. “Dari penelusuran tim kami pengadaan seragam sudah mengikuti regulasi bahwa orangtua siswa yang memesan ke konveksi. Karena orangtua siswa kesulitan informasi konveksi yang dapat mengerjakan seragam, dan mengkoordinir pembayarannya difasilitasi oleh bendahara di sekolah,” katanya. (Mudiarta/balipost)