MATARAM, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo berharap peran Nahdlatul ‘Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat. Untuk itu, Kepala Negara meminta agar Musyawarah Nasional (Munas) NU yang diadakan pada 23 hingga 25 November 2017 kali ini menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah terkait pemberdayaan ekonomi umat dan redistribusi aset.
“Usaha-usaha ini perlu juga masukan dan pemikiran dari Munas serta Konferensi Besar sehingga apa yang kita lakukan betul-betul bisa mendampingi umat, memberikan dorongan kepada umat, dan untuk menyejahterakan umat,” ucap Presiden Jokowi saat menghadiri Pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama yang digelar pada Kamis (23/11) di Masjid Raya Hubbul Wathan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Rekomendasi NU dinilai penting karena Presiden Jokowi ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah benar-benar bermanfaat untuk masyarakat. Usaha-usaha itu mulai dari pembagian sertifikat hak atas tanah kepada sejumlah koperasi pesantren hingga membuka sejumlah bank wakaf mikro untuk mendorong pengusaha kecil serta meningkatkan perekonomian umat.
Presiden Jokowi juga mengapresiasi keberhasilan NU dalam membawa semangat persatuan dalam kehidupan masyarakat di Tanah Air. “Kita ini dilihat oleh negara lain sebagai negara yang tidak punya kepentingan, netral, dingin, dan sejuk disebabkan karena organisasi terbesar di Indonesia adalah Nahdatul Ulama,” ujar Presiden.
Lebih lanjut Presiden menyebutkan bahwa salah satu negara yang menyampaikan kekagumannya terhadap Indonesia adalah Afghanistan, yang saat ini sedang mengalami pertikaian dan perang sejak tahun 1973 hingga sekarang. “Presiden Afghanistan menyampaikan kepada saya agar Indonesia mau berperan dalam perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan,” tutur Presiden.
Keinginan Presiden Afghanistan tersebut disambut baik oleh Presiden Jokowi. Pemerintah Indonesia siap membantu perdamaian dan rekonsilasi di Afghanistan. Indonesia juga akan berbagi pengalaman di bidang perdamaian dan rekonsiliasi. Bahkan kerja sama antar ulama dari kedua negara akan ditingkatkan guna menyebarkan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi berharap Munas NU kali ini akan menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk pemerintah dalam menindaklanjuti gerakan radikalisme dan intoleran agar tidak berkembang di Indonesia. “Saya juga sudah minta kepada jajaran agar tegas pada aliran radikal dan intoleran apapun organisasinya karena kita dilihat diluar sangat baik,” ungkapnya. (Hardianto/balipost)