Hasil rekaman drone di kawah Gunung Agung, Jumat (24/11). (BP/ist)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bekerjasama dengan Aero Terrascan Bandung, kembali menerbangkan drone untuk mengambil gambar kondisi Gunung Agung. Penerbangan done itu dilakukan di Lapangan Umum Selat, Karangasem, Jumat (24/11).

Berdasarkan hasil dari rekaman drone itu, dasar kawah gunung tertinggi di Bali itu berlubang cukup besar. Flight Director Aero Terrascan Feri Ametia Pratama menjelaskan, pada penerbangan drone kali ini pihaknya juga menerbangkan drone untuk mengambil sampel gas. Dan dari hasil penerbangan ini, drone sudah berhasil membawa sensor gas H2S dan mengumpulkan data gas.

Baca juga:  Hortikultura, Perikanan dan TPR Sumbang Inflasi

Ia mengatakan pada drone juga dipasang alat perekam visual kecil untuk mengkonfirmasi apakah drone sudah masuk ke dalam kawah atau belum. “Hasil dari penerbangan drone kita sudah berasil mendapat data gas yang keluar dari kawah Gunung Agung,” ucapnya.

Ametia Pratama menjelaskan, perbedaan visual yang dihasilkan pada penerbangan sebelumnya memang ada. Mulai dari visual dan sensor gas dan asap juga semakin tebal dari sebelumnya.

Baca juga:  Pebiliar Tirta Targetkan Medali di PON

Dia menjelaskan, dari hasil penerbangan drone terpantau lubang yang cukup besar terjadi di dasar kawah Gunung Agung. Lubang itu baru terpantau sejak pagi ini. Sedangkan saat pemantauan dua pekan dan sepekan lalu belum terlihat oleh drone, karena kawah tertutup oleh asap.

“Kalau sebelumnya dasar tidak terlihat jelas, mengingat ditutupi asap. Dan tadi hasil dari pemantauan memang terlihat ada lubang yang cukup besar yang terjadi di dasar kawah. Untuk ukuran besar lubang itu belum bisa diukur berapa. Karena data yang dihasilkan berupa data dari video. Nanti itu akan dikaji lebih lanjut oleh PVMBG,” jelasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Minta Tanamkan Semangat Puputan

Termasuk, apa arti dari lubang itu ia mengaku kurang paham. Karena PVMBG yang lebih tahu itu. “Silakan konfirmasi ke PVMBG saja. Karena kita tugasnya hanya mencari data. Setelah itu hasilnya kita berikan PVMBG untuk dianalisis,” jelasnya Ametia Pratama. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *