DENPASAR, BALIPOST.com – Gunung Agung masih mengalami erupsi dan statunya meningkat jadi Awas. Namun hingga Selasa (28/11), pasokan BBM dan elpiji dari Pertamina masih didistribusikan secara normal.
Area Manager Communication & CSR JatimBalinus Pertamina, Rifky Rakhman Yusuf, mengatakan suplai BBM wilayah Bali saat ini kebutuhan rata-ratanya mencapai 579 KL Premium, Pertalite 1.163 KL, Pertamax 846 KL, solar 516 KL, Dex series 51 KL dipasok dari TBBM Manggis dan Sanggaran. Sementara itu, kondisi supplai elpiji di wilayah Bali saat ini realisasinya LPG 3 Kg sebanyak 620.000 Kg perhari atau 206.685 tabung perhari dan Non Subsidi sebanyak 80.000 Kg perhari.
Menurutnya hingga saat ini kondisi operasional masih dalam keadaan normal dan aman. Dijelaskan, Pertamina telah menyiapkan langkah-langkah preventif dalam proses distribusi, baik BBM maupun elpiji jika terjadi gangguan akibat erupsi Gunung Agung. “Pengalihan supply point untuk konsumen dan lembaga penyalur dari TBBM Manggis ke TBBM Sanggaran maupun dari Surabaya, termasuk dalam kondisi emergency dapat dilakukan pengalihan supply point dari TBBM Tanjung Wangi langsung ke customer atau lembaga penyalur melalui mobil tangki dengan kapal ferry,” paparnya.
Untuk pasokan elpiji Bali, khususnya wilayah Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Tabanan dialihkan ke Terminal LPG Banyuwangi melalui darat menuju pelabuhan Gilimanuk diangkut via kapal menuju pelabuhan Ketapang. Untuk pasokan LPG Bali di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung melalui darat menuju pelabuhan Benoa dan diangkut dengan kapal ferry atau Landing Craft Tank langsung ke pelabuhan Ketapang.
Sedangkan pasokan LPG wilayah NTB, pengambilan isi bulk dialihkan ke terminal LPG Banyuwangi melalui kapal/LCT dari Pelabuhan Lembar-Padangbai dan melalui darat menuju Pelabuhan Gilimanuk untuk selanjutnya diangkut kapal menuju pelabuhan Ketapang. “Apabila pelabuhan Padangbai ditutup akibat dampak dari erupsi Guning Agung maka melalui laut langsung dari pelabuhan Lembar menuju pelabuhan Ketapang,” ujarnya.
Ia mengutarakan sejak Gunung Agung dinyatakan berstatus Awas, Pertamina telah memberikan dukungan ke 7 (tujuh) posko utama pengungsian dengan menyalurkan LPG 12 kg dan 50 kg ke posko utama untuk kemudian didistribusikan kepada posko pengungsian yang lain. Ketujuh posko utama tersebut yakni posko Swecapura – Klungkung, posko Ulakan – Karangasem, posko Tanah Ampo/Manggis – Karangasem, posko Rendang – Karangasem, posko Tembok – Buleleng, posko Les – Buleleng, dan posko Sambirenteng – Buleleng.
Pertamina juga telah mengkonversi kompor minyak tanah milik TNI ke LPG di posko Swecapura yang akan dilanjutkan dengan konversi kompor minyak tanah yang berada di Posko Les. “Hingga saat ini Pertamina telah menyalurkan sejumlah 237 tabung LPG 12 kg, 40 tabung Bright Gas 5,5 kg dan 12 tabung LPG 50 kg. Di luar bantuan di atas, Pertamina juga telah menyalurkan bantuan berupa sembako, selimut, kasur, obat-obatan dan perlengkapan kebutuhan sehari-hari. Termasuk bantuan fasilitas MCK sebanyak 10 unit untuk pengungsi yang berlokasi di posko pengungsian desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem,” jelas Rifky. (Diah Dewi/balipost)