turis
Turis mencoba masuk zona bahaya. (BP/har)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Meski peringatan zona awas sudah disebarkan seluas-luasnya, namun tampaknya zona radius bahaya yang diperluas menjadi jarak 8-10 kilometer dari puncak kawah tidak diindahkan oleh sejumlah turis.

Sejumlah petugas mencoba menghalau turis yang seolah tidak mempedulikan keselamatannya dirinya. Para relawan tim emergency response ACT yang berada di jalur Desa Besakih berulang kali memergoki turis yang memaksa naik mendekat masuk ke dalam zona bahaya.

Baca juga:  Dua Tahun Memerintah, Koster-Ace Klaim Sukses Geliatkan Sektor di Luar Pariwisata

“Para relawan meminta mereka untuk balik kanan dan kembali ke zona aman. Beberapa di antaranya mau mengerti. Sambil kita berikan masker, kita juga larang para turis itu naik,” ungkap Komandan Tim Emergency Response ACT Kusmayadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (29/11).

Namun, dia meyakini masih banyak turis-turis yang berhasil masuk ke dalam zona merah. “Karena di perbatasan zona itu tidak ada aparat yang berjaga. Hanya spanduk-spanduk,” tandasnya.

Baca juga:  Buleleng Segera Pulangkan Ratusan Warga Pengungsi di Luar KRB

Relawan ACT, menurut Kusmayadi berupaya maksimal untuk memberikan penyadaran khususnya kepada para turis yang tetap nekat. “Tapi kami berharap aparat juga disiagakan disini,” imbuhnya.

Sejauh ini, laporan dari PVMBG menyebut lontaran batu terjadi di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem. Lontaran batu dari mulut kawah Gunung Agung sudah terdeteksi di dalam zona bahaya.(hardianto/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *