AMLAPURA, BALIPOST.com – Sebanyak 6.000 lebih warga mengungsi di Kecamatan Rendang, Mereka tersebar di empat desa. Camat Rendang, I Wayan Mastra, Rabu (29/11) mengungkapkan, pascaterjadinya letusan freatik pada 21 November lalu, warga yang mengungsi kembali bertambah. Jika status siaga jumlah pengungsian yang masih tetap bertahan di pengungsian hanya ratusan orang, namun setelah letusan itu warga kembali membludak datang untuk kembali mengungsi.
“Untuk di kecamatan Rendang jumlah pengungsi saat ini sekitar 6.000 lebih. Mereka tersebar di empat desa yakni Rendang, Nongan, Menanga dan Pesaban. Jumlah ini belum valid. Karena pergerakan pengungsi masih dinamis. Jadi jumlah pengungsi bisa saja akan terus bertambah. Nanti kita akan terus data untuk mendapatkan data yang benar-benar valid. Sehingga mempermudah di dalam penyaluran bantuan logistik dan yang lainnya,” ungkap Mastra.
Untuk persedian logistik, pejabat berkumis itu menjelaskan, jika persediaan logistik untuk para pengungsi masih mencukupi untuk beberapa hari kedepan. Kata dia, jika stok logistik sudah menipis, maka pihaknya akan melakukan koordinasi dengan petugas di posko induk di Tanah Ampo.
“Logistik masih mencukupi. Semua pengungsi sudah kebagian logistik jika sudah mengajukan permohonan logistik. Karena jika tidak menyertakan permohonan itu, kita tidak berikan logistik. Karena warga yang mengungsi dan tidak harus jelas. Itu dilakukan biar disiplin dalam mengeluarkan logistik. Dan sesuai dengan surat edaran dari Dinas Sosial, per orang mendapatkan jatah beras 400 gram per harinya,” jelas Mastra.
Disinggung jika masih ada warga pengungsi yang belum mendapatkan bagian logistik, dibantah keras oleh Mastra. Dia menjelaskan, jika warga pengungsi sudah semuanya mendapatkan bantuan logistik dari petugas. “Semua sudah dapat. Tidak ada warga yang belum mendapat logistik. Kalau belum dapat, pasti mereka akan kelaparan,” tegasnya.
Dia mengakui, untuk sarana MCK memang masih terbatas. Sebab, pengungsi datang ke pengungsian secara mendadak. Namun, dirinya sudah mengupayakan dengan mengajukan bantuan sarana MCK tersebut. Sementara untuk kebutuhan air, sudah di suplay dari PDAM. dan Jika air PDAM mati, maka air tanki yang akan dimaksimalkan untuk mengantisipasi hal itu. “Kalau MCK kita akui masih terbatas. Tapi bantuan MCK sudah kita ajukan dan sekarang rencananya mau datang (kemarin red) sarana MCKnya,” jelas Mastra. (eka prananda/balipost)