Durasi gempa tremor overscale yang terjadi Selasa Rabu (29/11), pukul 17.25 wita, durasinya lebih lama dibandingkan dengan gempa tremor sebelumnya. Kali ini, durasinya mencapai 52 menit. (BP/nan)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Durasi gempa tremor overscale yang terjadi Selasa Rabu (29/11), pukul 17.25 wita, durasinya lebih lama dibandingkan dengan gempa tremor sebelumnya. Kali ini, durasinya mencapai 52 menit.

Menurut Kepala PVMBG Kasbani, tremor itu mulai terekam alat seismograf mulai pukul 17.25 sampai dengan pukul 18.00 Wita. “Gempa tremor overscale durasinya memang lebih lama dari sebelumnya. Kalau pada Selasa (28/11) tremor durasinya 30 menit. Tapi sekarang durasinya lebih panjang mencapai 52 menit dengan amplitudonya 1-24 mm. Sekarang masih ada tremor. Tapi tidak tremor overscale. Karena tremornya mulai kecil lagi,” ungkap Kasbani.

Baca juga:  Motor Terjaring Razia Polisi, Dewa PA Nekat Curi Motor

Kasbani menjelaskan, Gunung Agung masih dalam fase kritis. Dengan kembali munculnya gempa tremor overscale ini artinya dorongan fluida dari bawah untuk bisa keluar ke permukaan kawah semakin besar. Untuk kandungan SO2 juga masih tetap tinggi. Dan kandungan gas juga masih ada.

“Kembalinya muncul gempa tremor overscale ini mengindikasikan letusan bisa terjadi sewaktu-waktu. Letusan bisa mengeluarkan abu vulkanik, lava, batu vijar. Dan dari sini kita tidak bisalihat visualnya, karena tertutup awan. Termasuk dari utara juga sama di tutup awan. Kalau sebelumnya visualnya bisa twelihat,” tegas Kasbani.

Baca juga:  Turis Mencoba Masuk Zona Bahaya Gunung Agung

Dia menegaskan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi apakah sudah ada lontaran material abu vulkanik, batu vijar, lava, atau yang lainnya. “Untuk saat ini belum ada laporan. Kita liat nanti saja,” tegasnya.

Dengan munculnya kembali gempa tremor overscale ini, pihaknya tetap menghimbau kepada warga yang wilayahnya masuk 8 kilometer dengan perluasan sektoral 10 kilometer, supaya segera menjauh. “Jadi kita tetap himbau supaya warga tidak ada yang mendekat. Karena sudah berbahaya,” pinta Kasbani. (eka prananda/balipost)
 

Baca juga:  Terkendala Pemasaran, Pengembangan Beras Hitam Tersendat
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *