AMLAPURA, BALIPOST.com – Hujan lebat dan banjir lahar dingin, tak menyurutkan niat Kapolda Bali, Irjen Pol Dr. Petrus R Golose menuju lokasi KRB (Kawasan Rawan Bencana). Kapolda nekat menerobos masuk KRB, guna memastikan wilayah ini sudah steril dari penduduk sekaligus ingin melihat langsung penomena banjir lahar dingin.

Bahkan, kapolda bersama pejabat Polda maupun Polres Karangasem, langsung naik gunung hingga hanya berjarak 3,5 km dari puncak Gunung Agung. Kapolda Bali turun sekitar pukul 10.00 wita.

Kapolda Bali didampingi Karo Ops. Polda Bali, Kasat Brimob, Dir. Sabhara, Kabid TI, Dir. Intel, Dir. Lantas, Koorspripim Polda Bali dan Kapolres Karangasem AKBP I Wayan Gede Ardana. Tiba di daerah rawan bencana III, Kapolda langsung menuju Banjar Dinas Untalan, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem.

Di sana, Kapolda Bali melihat langsung aliran banjir lumpur atau banjir lahar dingin di Tukad Krekuk. Tukad ini memotong wilayah Banjar Dinas Untalan dengan Banjar Dinas Galih, Desa Jungutan.

Baca juga:  ISI Denpasar dan KJRI Mumbai-India Persembahkan Sendratari "Lembayung Kuruksetra Mahabharata"

Bhabinkamtibmas Desa Jungutan Aiptu I Made Sudani dihadapan Kapolda Bali, menyampaikan banjir lahar dingin di tukad itu sudah terjadi 27 November. Sebelum terjadi banjir, sehari sebelumnya juga turun hujan abu dan  hujan biasa turun lebat.

Banjir lahar dingin ini, kemudian kembali terjadi di tempat ini, Kamis (30/11) siang dengan debit air bercampur lumpur cukup besar, setelah turun hujan lebat. Beberapa anak sungai lainnya juga di Karangasem juga mengalir lahar dingin, seperti di Tukad Yeh Sah, Desa Muncan, Tukad Bambangbiaung dan Tukad di Geriana Kangin, Kecamatan Selat.

Kapolda memperingatkan warga agar tidak berada terlalu dekat sungai yang teraliri banjir lahar dingin. Sebab, volume banjir seketika bisa membesar dan menyampu benda di sekitarnya, karena tekanannya cukup besar.

Baca juga:  Ratusan Powerbank Dimusnahkan

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho, juga menegaskan tidak boleh melihat banjir lahar dingin dari atas jembatan, karena jembatan bisa roboh. Menurutnya, kekuatan material banjir lahar dingin mampu menggerus pondasi jembatan sehingga mudah roboh. “Saat banjir lahar hujan di Merapi 2010 ada 29 jembatan yang roboh karena pondasi tergerus aliran,” kata Sutopo.

Selanjutnya, setelah dari Untalan, Kapolda Bali dan rombongan menyusuri kaki Gunung Agung menuju Pura Pasar Agung dan Pura Tirta di Banjar Yeh Kori, Desa Sibetan. Wilayah ini merupakan daerah KRB III.

Ini sangat berbahaya, karena jaraknya hanya 3,5 km dari puncak kepundan Gunung Agung. Dalam perjalanan itu, rombongan Kapolda Bali melihat langsung tebalnya lumpur yang menutupi jalan dan keringnya padang gajah milik petani, akibat abu vulkanik Gunung Agung.
Bhabinkamtibmas menambahkan, Banjar Dinas Pangi, Untalan dan Yeh Kori masuk ke dalam KRB III. Di Banjar Dinas Yeh Kori ini terdapat penduduk 552 jiwa. Semuanya sudah mengungsi, berikut dengan ternak-ternaknya. Ada beberapa warga yang melintas, juga memaksakan diri kesana untuk sekadar melihat nasib kebunnya yang tertutup abu vulkanik.

Baca juga:  Koopsau Latihan Teknik Penyelamatan Penerbang

Kapolres Karangasem AKBP I Wayan Gede Ardana, menegaskan kegiatan turun langsung ke lokasi KRB III ini untuk memastikan langkah-langkah yang dilakukan jajaran kepolisian sudah berjalan dengan baik. “Warga semua sementara harus mengungsi. Kami turun ingin memastikannya. Selain itu, juga untuk menentukan langkah-langkah berikutnya, koordinasi dengan pihak terkait,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *