Ilustrasi. (BP/dok)
TABANAN, BALIPOST.com – Musim hujan yang terjadi sejak awal bulan  menimbulkan bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Hal ini juga berakibat terganggunya layanan air minum, PDAM kepada pelanggan.

Air sering mati, keruh, dan menimbulkan bau sehingga dikeluhkan pelanggan. Kasubag Humas dan Pelanggan PDAM Tabanan IB Marjaya Wirata ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dijelaskan, adanya banjir dan tanah longsor akibat hujan yang terjadi terus menerus menyebabkan banyak pipa distribusi maupun pipa transmisi yang putus.

Seperti yang terjadi di banjar Pangkung Nyuling saat jembatan di lokasi tersebut putus akibat terjangan banjir saat hujan lebat. “Ada pipa air yang putus akibta longsor dan terjangan banjir seperti dipangkunga Nyuling, Abiantuwung, Kediri,” jelasnya, Rabu (29/11).

Baca juga:  Made Mudiana Juara Turnamen Boling

Pihaknya telah melakukan perbaikan dan penyambungan pipa air yang terputus sehingagair sudha mengalir normal. Kondisi lain yang terjadi adalah pemadaman listrik. Ini terjadi di wilayah Pandak Gede, Kediri beberapa waktu lalu.

Akibatnya, pihaknya tidak mampu memproduksi air. Belum lagi aliran sungai yang deras  menyebabkan pompa air tidak mampu menyedot secara maksimal yang berpengaruh pada produksi air yang terganggu. “Listrik padam dan kondisi sumber air juga kerap mengganggu produksi air, yang menyebabkan pasokan air berkurang, namun kini sudah kembali normal,” jelasnya.

Baca juga:  Banjir Genangi Pengambengan dan Tukadaya

Persolan lain yang juga dihadapi saat musim hujan seperti ini adlah keruhnya air di sumber air PDAM Tabanan. Ini terjadi di sumber air di Petiga, Marga. Keruhnya air akibat hujan dan lumpur yang dibawa air hujan dari sekitar sumber air. Akibatnya air yang didistribusikan PDAM juga ikut keruh karena endapan lumpur serta terkadang bau. Ini terjadi untuk area distribusi di Kamasan,  Denbantas, , Tabanan.

Baca juga:  Inflasi Bali Terus Naik, Konsumsi Masyarakat Terganggu

Pihaknya juga telah melakukan perbaikan termasuk menguras bak penampungan sehingga kini air sudah mengalir normal. “Ini terjadi karena air di sumber air keruh akibat hujan,” dalihnya.

Ditambahkan, pihaknya kini mewaspadai ketika hujan deras terjadi lebih dari tiga jam. Pasalnya, hujan deras yang lama sangat rawan menimbulkan banjir dan tanah longsor.

Longsor kerap menyebabkan pipa jaringan seperti jaringan transmisi swadaya di Geluntung, Marga putus. “Kami tetap berupaya memberikan layanan kepada masyarakat, namun masyarakat mohon maklum dengan kondisi alam. Ini sifatnya force majeure,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *