erupsi
Kapolda Bali melintas diantara pohon yang mati dan dipenuhi abu vulkanik. (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Kondisi alam disekitar Gunung Agung, sekitar radius 5 km mengalami kerusakan. Hal ini berdasarkan pantuan Ketua Pasebaya I Gede Pawana dan Sekretaris I Wayan Suara Arsana bersama Kapolda Bali.

Pasebaya adalah para perbekel yang wilayahnya masuk zona rawan, untuk memudahkan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat dan penanganan langsung mitigasi bencana di lapangan.

Menurut Sekretaris Pasebaya Wayan Suara Arsana, tanaman keras seperti kopi, cempaka, boni, sengon, manggis dan lainnya semua berguguran daunnya dan ada yang mati akibat hujan abu yang mengadung zat belerang. Rerumputan dari Sogra menuju Pura Pasar Agung yang radiusnya 5 km dari bibir kawah juga semua mengering, katanya.

Baca juga:  Dituntut 17 Tahun, Segini Vonis Pria Asal Lampung

Selain itu, beberapa ekor hewan seperti anjing yang ditinggal di rumah, ada yang mati, akibat kelaparan atau tidak kuat menghirup bau belerang. Ada juga monyet-monyet mulai kelaparan di parkir bawah akibat buah yang biasa dimakan oleh kera tidak ada lagi.

Jalan menuju Pura Pasar Agung juga penuh lumpur atau sisa debu vulkanik. Ini mengakibatkan jalan licin dan bisa menyebabkan kecelakaan apabila dilalui kendaraan. Bau belerang sangat keras dan terasa yang mengakibatkan sakit kepala dan pusing apabila terus menghirupnya.

Baca juga:  Persedian Air Minum Menipis, Logistik Belum Menyentuh Kebutuhan Anak dan Ibu Hamil 

“Memperhatikan beberapa dampak serius ini, kami meminta semua masyarakat di KRB III dan III untuk tidak ada aktivitas apapun. Zona ini sudah sangat berbahaya,” tegas Pawana bersama Suara Arsana. (Bagiarta/Bali Post)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *