AMLAPURA, BALIPOST.com – Pascaterjadinya letusan freatik pada Selasa (21/11), gempa tremor overscale terus terekam oleh alat seismograf. Ini menandakan lava terus bergerak ke permukaan.
Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I Gede Suantika, mengatakan gempa tersebut sudah terjadi hingga empat kali. Yang terbaru, gempa Tremor overscale Posko Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Sabtu (2/12).
Ia mengungkapkan, tremor overscale terjadi selama 22 menit mulai pukul 14.34 Wita hingga 14.56 Wita. “Kembali munculnya gempa Tremor Overscale ini menandakan bahwa sampai sekarang ini masih sedang berlangsung suplai magma ke dinding permukaan kawah terus berlangsung. Sehingga volume lava di permukaan terus bertambah,” ucapnya Suantika
Suntikan menjelaskan, suplai magma sudah lebih besar dibandingkan dengan saat pagi hari tadi, meskipun volumenya kecil namun saat ini sudah meningkat. Dia menjelaskan, untuk volume kawah mencapai 60 juta meter kubik.
Saat ini pengisian volume lava di dalam kawah diperkirakan kurang dari 50 persen atau 30 juta kubik per meter. “Proses pengisian lava di dalam kawah Gunung Agun sampai penuh membutuhkan waktu kurang dari sepuluh hari,” tegas Suantika.
Suantika mengatakan, aktivitas “overscale” Gunung Agung ini mirip seperti yang pernah dilakukan Gunung Sinabung yang lebih dari lima kali melakukan tremor melebihi ambang batas dari alat seismograf.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menambahkan, meskipun secara visual hari ini Gunung Agung tampak mereda, namun data lain menunjukkan aktivitas vulkanik gunung Agung masih tinggi. “Aktivitas vulkanik Gunung Agung baru bisa dikatkan mereda apabila sudah ada penurunan gempa secara konsisten, deformasi menjukkan deflasi yang konsisten, secara geokimia tidak terekam gas SO2, serta tidak lagi terekam anomali termal di kawah Gunung Agung,” tegasnya. (Eka Parananda/balipost)